Langkah Ganda Campuran Indonesia Terhenti di 16 Besar Japan Open 2025: Amri/Nita dan Rehan/Gloria Takluk

Langkah Ganda Campuran Indonesia Terhenti di 16 Besar Japan Open 2025: Amri/Nita dan Rehan/Gloria Takluk

Jakarta – Harapan Indonesia untuk melaju lebih jauh di sektor ganda campuran pada ajang Japan Open 2025 harus pupus pada Kamis (17/7/2025). Dua pasangan andalan Merah Putih, Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah dan Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja, sama-sama menelan kekalahan di babak 16 besar yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium. Hasil ini menandai berakhirnya kiprah wakil Indonesia di nomor ganda campuran pada turnamen Super 750 ini, menyisakan pekerjaan rumah besar bagi pembinaan bulutangkis nasional.

Pertandingan yang paling menyita perhatian adalah duel antara Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah melawan unggulan kedelapan dari Jepang, Hiroki Midorikawa/Natsu Saito. Amri/Nita yang digadang-gadang sebagai salah satu prospek cerah di masa depan, harus mengakui keunggulan lawan setelah bertarung sengit selama 61 menit dalam tiga gim dengan skor akhir 21-23, 21-18, dan 14-21. Kekalahan ini terasa pahit mengingat perjuangan keras yang mereka tunjukkan, terutama di gim kedua.

Sejak awal gim pertama, kedua pasangan langsung terlibat dalam reli-reli panjang yang menguras tenaga. Amri/Nita menunjukkan determinasi tinggi untuk tidak membiarkan lawan mengembangkan permainan terbaik mereka. Poin demi poin direbut dengan susah payah, menunjukkan betapa ketatnya persaingan di level atas. Pada interval gim pertama, Amri/Nita sempat tertinggal tipis 10-11. Kondisi ini mencerminkan dominasi yang berimbang di lapangan, dengan kedua belah pihak saling menguji pertahanan dan serangan lawan. Perlawanan alot terus berlanjut hingga akhir gim, namun Amri/Nita harus merelakan gim pembuka dengan skor tipis 21-23. Ketidakmampuan untuk meraih poin-poin krusial di fase akhir gim menjadi faktor penentu kekalahan di gim pertama ini.

Memasuki gim kedua, Amri/Nita sempat memulai dengan kurang meyakinkan. Mereka tertinggal cukup jauh 1-6 di awal, memberikan keuntungan psikologis bagi pasangan tuan rumah. Situasi ini sempat menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kekalahan dua gim langsung. Namun, pasangan muda Indonesia ini menunjukkan mentalitas baja. Dengan semangat pantang menyerah dan penyesuaian strategi, mereka perlahan tapi pasti berhasil mengejar ketertinggalan. Tekanan yang diberikan Midorikawa/Saito berhasil diredam, dan Amri/Nita mulai menemukan ritme permainan terbaik mereka. Mereka berhasil membalikkan keadaan dan bahkan memimpin 11-8 pada saat interval. Keunggulan tersebut berhasil mereka jaga hingga akhir gim, memastikan kemenangan 21-18. Kemenangan di gim kedua ini tak hanya menyamakan kedudukan menjadi 1-1, tetapi juga membangkitkan harapan besar bagi publik Indonesia. Mereka berhasil menunjukkan kapasitas untuk bersaing dan membalikkan keadaan, sebuah atribut penting bagi atlet top.

Sayangnya, momentum positif dari gim kedua tidak dapat dipertahankan Amri/Nita di gim penentuan. Memasuki gim ketiga, Hiroki Midorikawa/Natsu Saito tampil lebih solid dan konsisten. Pasangan Jepang ini seolah telah membaca pola permainan Amri/Nita dan berhasil menekan sejak awal. Pergerakan cepat dan smes-smes tajam dari Midorikawa, ditambah dengan penempatan bola yang cerdik dari Saito, membuat Amri/Nita kesulitan mengembangkan permainan mereka. Meskipun telah berusaha keras dan mencoba berbagai variasi serangan, Amri/Nita tampak kehabisan bensin dan kesulitan membendung laju poin lawan. Mereka akhirnya tunduk dengan skor 14-21 di gim ketiga. Kekalahan ini menghentikan langkah mereka di babak 16 besar Japan Open 2025, sebuah turnamen yang sangat penting dalam pengumpulan poin menuju peringkat dunia.

Usai pertandingan, Amri Syahnawi menyampaikan perasaannya. "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi lawan bermain lebih rapi dan konsisten di gim penentuan," ujar Amri dengan nada sedikit kecewa. Senada dengan Amri, Nita Violina Marwah menambahkan, "Ada beberapa momen kunci di gim ketiga yang tidak bisa kami manfaatkan dengan baik. Ini pelajaran berharga bagi kami untuk terus meningkatkan fokus dan daya tahan mental di pertandingan-pertandingan besar ke depan." Pelatih ganda campuran Indonesia juga memberikan evaluasi, menekankan pentingnya konsistensi dalam menjaga performa puncak sepanjang pertandingan, terutama saat menghadapi lawan-lawan unggulan. "Amri dan Nita menunjukkan potensi yang luar biasa, terutama di gim kedua. Namun, untuk bisa bersaing di level tertinggi, konsistensi di gim penentu menjadi kunci. Ini akan menjadi fokus utama latihan kami ke depan," jelasnya.

Kekalahan Amri/Nita menjadi yang kedua bagi sektor ganda campuran Indonesia pada hari itu. Sebelumnya, pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja juga harus menelan pil pahit di babak 16 besar. Rehan/Gloria takluk di tangan pasangan Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Tsuet, dalam dua gim langsung dengan skor 17-21 dan 19-21.

Pertandingan Rehan/Gloria berlangsung lebih cepat dan tanpa gim penentuan. Sejak awal gim pertama, Rehan/Gloria tampak kesulitan menemukan ritme permainan terbaik mereka. Tang Chun Man/Tse Ying Tsuet yang dikenal dengan kecepatan dan agresivitas mereka, berhasil mendominasi jalannya pertandingan. Rehan/Gloria mencoba berbagai strategi, mulai dari permainan cepat di depan net hingga serangan-serangan lob yang tinggi, namun pertahanan lawan terlalu solid untuk ditembus. Mereka harus merelakan gim pertama dengan skor 17-21.

Di gim kedua, Rehan/Gloria mencoba bangkit dan memberikan perlawanan yang lebih sengit. Mereka sempat memimpin di beberapa kesempatan dan berusaha menjaga jarak poin dengan lawan. Reli-reli panjang kembali terjadi, menunjukkan keinginan kuat Rehan/Gloria untuk memaksakan gim ketiga. Namun, di poin-poin kritis, pasangan Hong Kong menunjukkan pengalaman dan ketenangan mereka. Beberapa kesalahan sendiri dari Rehan/Gloria di momen-momen krusial membuat mereka kehilangan kesempatan untuk merebut gim kedua. Mereka akhirnya kalah dengan skor tipis 19-21, memastikan kekalahan dua gim langsung dan mengakhiri perjalanan mereka di Japan Open 2025.

Gloria Emanuelle Widjaja mengungkapkan kekecewaannya pasca pertandingan. "Kami sudah mencoba berbagai cara, tapi lawan terlalu solid hari ini. Mereka jarang membuat kesalahan dan sangat fokus," kata Gloria. Rehan Naufal Kusharjanto menambahkan, "Ini bukan hasil yang kami inginkan. Kami harus lebih banyak mengevaluasi performa kami, terutama dalam mengatasi tekanan di poin-poin penting. Kami perlu lebih konsisten dalam menjaga performa dari awal hingga akhir pertandingan."

Hasil ini menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi sektor ganda campuran Indonesia saat ini. Setelah era keemasan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, regenerasi di nomor ini masih dalam tahap pencarian. Amri/Nita dan Rehan/Gloria adalah dua pasangan yang diharapkan bisa meneruskan tradisi juara, namun konsistensi di level turnamen Super 750 dan Super 1000 masih menjadi pekerjaan rumah. Turnamen Japan Open 2025, yang merupakan salah satu ajang BWF World Tour Super 750, menawarkan poin besar untuk kualifikasi menuju turnamen bergengsi lainnya dan juga sangat krusial dalam perburuan peringkat dunia.

Kekalahan dua pasangan ini juga berarti Indonesia harus kehilangan wakil di ganda campuran. Ini tentu menjadi pukulan telak bagi tim Merah Putih, meskipun masih ada harapan di nomor lain seperti ganda putra, ganda putri, tunggal putra, dan tunggal putri yang masih akan bertanding di babak-babuk selanjutnya. Evaluasi mendalam perlu dilakukan oleh tim pelatih dan PBSI untuk mencari solusi atas masalah konsistensi dan mentalitas bertanding di level tertinggi. Pengembangan atlet muda, peningkatan fisik, dan strategi permainan yang lebih bervariasi akan menjadi kunci untuk mengembalikan kejayaan ganda campuran Indonesia di kancah internasional.

Meskipun harus menelan kekalahan, perjuangan Amri/Nita yang mampu memberikan perlawanan sengit terhadap unggulan kedelapan dan memenangkan satu gim menunjukkan potensi besar yang mereka miliki. Demikian pula dengan Rehan/Gloria yang terus berupaya mencari performa terbaik mereka. Jalan menuju puncak memang tidak mudah, penuh dengan tantangan dan kekalahan. Namun, dari setiap kekalahan, ada pelajaran berharga yang bisa dipetik untuk menjadi lebih kuat di masa depan. Fokus selanjutnya adalah membenahi kekurangan, meningkatkan kualitas, dan kembali dengan semangat baru di turnamen-turnamen berikutnya, demi mengibarkan bendera Merah Putih setinggi-tingginya di panggung bulutangkis dunia.

Langkah Ganda Campuran Indonesia Terhenti di 16 Besar Japan Open 2025: Amri/Nita dan Rehan/Gloria Takluk

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *