By admin 
Leandro Trossard, penyerang serbaguna asal Belgia, dilaporkan sedang dalam proses untuk meninggalkan Arsenal. Klub raksasa London Utara ini sedang gencar memperkuat skuad mereka, khususnya di sektor sayap, yang secara langsung akan meningkatkan persaingan di posisi tersebut dan membuat Trossard rela dilepas demi mendapatkan waktu bermain yang lebih reguler. Keputusan ini datang di tengah hiruk pikuk bursa transfer yang menunjukkan ambisi besar The Gunners untuk membangun skuad yang lebih kompetitif di Liga Primer Inggris dan Liga Champions.
Arsenal telah berhasil mendapatkan Noni Madueke dari Chelsea dalam sebuah kesepakatan yang mengejutkan banyak pihak, mengingat rivalitas ketat antara kedua klub London tersebut. Madueke, dengan kecepatan, dribbling, dan kemampuan mencetak golnya, diproyeksikan akan memberikan dimensi baru di sayap kanan atau kiri. Namun, ambisi Arsenal tidak berhenti di situ. Mereka juga masih menargetkan satu penyerang sayap kelas atas lainnya, yakni Eberechi Eze dari Crystal Palace. Eze dikenal dengan kelincahan, visi bermain, dan kemampuan menciptakan peluang yang luar biasa, menjadikannya target ideal untuk menambah kreativitas di lini serang Arsenal.
Dilansir dari laporan eksklusif Daily Mail, kedatangan Madueke dan potensi perekrutan Eze akan membuat persaingan di pos penyerang sayap Arsenal semakin padat. Sebelumnya, skuad asuhan Mikel Arteta sudah memiliki Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli sebagai dua pilihan utama yang hampir tak tergantikan, serta Leandro Trossard sebagai pelapis multifungsi. Dengan adanya tambahan dua nama besar ini, Trossard, yang selama ini kerap menjadi "super-sub" atau starter ketika ada pemain kunci yang cedera, memahami bahwa menit bermainnya akan semakin terbatas. Oleh karena itu, pemain berusia 30 tahun tersebut dilaporkan telah membuka pintu lebar-lebar untuk mencari tantangan baru di klub lain.
Perjalanan Leandro Trossard di Arsenal dimulai pada Januari 2023. Kedatangannya kala itu menjadi solusi cepat bagi Mikel Arteta setelah Arsenal gagal mendapatkan Mykhailo Mudryk yang akhirnya berlabuh ke Chelsea. Trossard direkrut dari Brighton & Hove Albion dengan harga sekitar 27 juta poundsterling, sebuah investasi yang terbukti cerdas mengingat kontribusinya yang instan dan signifikan. Ia dengan cepat beradaptasi dengan gaya bermain Arsenal, menunjukkan fleksibilitasnya dengan bermain di berbagai posisi di lini serang, mulai dari sayap kiri, sayap kanan, hingga bahkan sebagai false nine. Keahliannya dalam menggiring bola, visi, kemampuan mencetak gol, dan kemampuannya mengeksekusi bola mati menjadikannya aset berharga.
Sejak bergabung dengan Arsenal, Trossard telah mencatatkan 124 penampilan di seluruh kompetisi. Dalam periode tersebut, ia berhasil mengemas 28 gol dan 23 assist. Statistik ini menunjukkan betapa pentingnya peran Trossard sebagai pemain pelapis yang produktif. Ia kerap kali menjadi pemecah kebuntuan atau pencetak gol penentu dalam pertandingan-pertandingan krusial, terutama ketika Saka atau Martinelli membutuhkan istirahat atau mengalami cedera. Contoh paling nyata adalah kontribusinya dalam fase-fase penting di Liga Primer maupun Liga Champions, di mana gol-gol atau assist-nya seringkali krusial dalam mengamankan poin penuh atau meloloskan tim dari fase grup. Namun, meskipun kontribusinya tak terbantahkan, ia selalu berada di bawah bayang-bayang kehebatan Saka dan Martinelli yang memang lebih muda dan telah menjadi ikon klub.
Kontrak Leandro Trossard dengan Arsenal sejatinya masih berlaku hingga musim panas 2026. Dengan sisa kontrak dua tahun, ini adalah waktu yang ideal bagi Arsenal untuk menjualnya jika memang ada minat yang serius, agar tidak kehilangan sang pemain dengan status bebas transfer di kemudian hari. Keputusan Trossard untuk mencari klub baru pada usia 30 tahun menunjukkan keinginannya untuk menghabiskan sisa karier di puncak permainannya dengan mendapatkan jaminan waktu bermain reguler. Pada usia ini, pemain biasanya ingin memaksimalkan potensi dan kontribusi mereka, bukan hanya menjadi pelapis.
Minat terhadap Trossard tidak hanya datang dari satu arah. Dua destinasi utama yang disebut-sebut meminatinya adalah raksasa Bundesliga, Bayern Munich, dan beberapa klub dari Liga Pro Arab Saudi. Bayern Munich, yang selalu mencari pemain berkualitas untuk memperkuat skuad mereka di semua lini, melihat Trossard sebagai opsi menarik. Fleksibilitasnya, pengalaman di level tertinggi Liga Primer dan Liga Champions, serta kemampuannya untuk beradaptasi dengan cepat, menjadikannya target yang pas. Bayern mungkin melihatnya sebagai alternatif untuk menambah kedalaman di posisi sayap, terutama jika ada pemain seperti Serge Gnabry atau Kingsley Coman yang berpotensi hengkang atau sering dihantam cedera. Trossard akan menjadi tambahan yang matang dan siap pakai di Allianz Arena.
Di sisi lain, daya tarik Liga Pro Arab Saudi terus meningkat bagi banyak pemain Eropa, terutama mereka yang sudah memasuki usia 30-an. Tawaran finansial yang menggiurkan seringkali sulit ditolak. Namun, Trossard dilaporkan menanti proposal dari klub-klub Eropa terlebih dahulu. Prioritasnya adalah tetap bermain di kompetisi top Eropa untuk mempertahankan level performa dan peluangnya di tim nasional Belgia, serta untuk terus berkompetisi di panggung Liga Champions. Jika tidak ada tawaran yang memuaskan dari Eropa, barulah ia akan mempertimbangkan untuk "melancong" ke tanah Arab, mengikuti jejak banyak bintang lain yang telah lebih dulu menyeberang.
Dari sudut pandang finansial, Arsenal masih bisa mendapatkan sekitar 20 juta Euro atau setara dengan Rp 380 miliar jika menjual Trossard sekarang. Angka ini dianggap cukup masuk akal mengingat usia pemain dan sisa kontraknya. Dana hasil penjualan Trossard dapat digunakan untuk mendanai sebagian dari biaya transfer Eze atau dialokasikan untuk target transfer lain yang dibutuhkan Mikel Arteta. Kehilangan Trossard dengan status bebas transfer pada tahun 2026 tentu akan menjadi kerugian finansial bagi klub, terutama di era Financial Fair Play (FFP) yang semakin ketat. Oleh karena itu, menjualnya sekarang adalah langkah bisnis yang cerdas, mengubah aset yang berpotensi kehilangan nilai menjadi modal segar untuk investasi masa depan.
Keputusan Trossard untuk hengkang, dan kesediaan Arsenal untuk melepasnya, adalah cerminan dari visi jangka panjang Mikel Arteta dan manajemen klub. Arteta berambisi membangun skuad yang tidak hanya kuat di starting XI, tetapi juga memiliki kedalaman yang merata di setiap posisi. Dengan jadwal pertandingan yang padat di berbagai kompetisi, termasuk Liga Primer, Piala FA, Piala Liga, dan Liga Champions, rotasi pemain menjadi kunci. Kehadiran Madueke dan Eze, yang memiliki profil lebih muda dan dinamis, akan memberikan Arteta lebih banyak opsi taktis dan memungkinkan ia untuk menjaga intensitas permainan tim sepanjang musim.
Bagi Arsenal, ini bukan hanya tentang menjual seorang pemain, tetapi tentang mengelola skuad dengan bijak. Mereka perlu memastikan bahwa setiap pemain dalam tim memiliki peran yang jelas dan merasa termotivasi. Jika Trossard merasa bahwa waktu bermainnya akan sangat terbatas, melepasnya adalah langkah yang baik bagi kedua belah pihak. Arsenal mendapatkan dana, dan Trossard mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemain kunci di klub lain. Ini adalah bagian dari evolusi skuad yang bertujuan untuk mengangkat trofi-trofi mayor.
Dengan demikian, perpisahan Leandro Trossard dengan Arsenal tampaknya akan menjadi bagian tak terhindarkan dari revolusi lini sayap The Gunners. Keputusan ini menggarisbawahi ambisi klub untuk terus memperkuat diri dengan talenta-talenta top, sekaligus menunjukkan profesionalisme Trossard yang memahami dinamika persaingan di klub besar. Saat Trossard mencari babak baru dalam kariernya, Arsenal bersiap menyambut era baru di lini serang mereka, dengan harapan Madueke dan Eze dapat membawa tim mencapai puncak kejayaan.
