
Keputusan krusial ini diumumkan secara resmi oleh Liverpool pada Kamis malam, menyusul desakan kuat dan emosional dari para penggemar di media sosial yang menginginkan nomor 20 diistimewakan untuk mengenang kontribusi luar biasa, semangat juang, dan kepribadian hangat Jota. Pernyataan resmi klub berbunyi, "Diogo Jota bergabung dengan kami pada tahun 2020, mengenakan nomor punggung 20, dan secara luar biasa membantu kami memenangkan gelar liga ke-20 dalam sejarah klub. Nomor ini kini akan diabadikan, selamanya menjadi milik Diogo Jota, untuk menghormati warisan tak ternilainya yang akan selalu hidup di Anfield." Pengumuman ini menegaskan betapa Jota, dalam waktu singkatnya di Merseyside, telah menorehkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah The Reds, bukan hanya sebagai pemain, tetapi sebagai simbol keberanian dan dedikasi.
Diogo José Teixeira da Silva, atau yang lebih dikenal sebagai Diogo Jota, lahir pada 4 Desember 1996 di Porto, Portugal. Perjalanannya di dunia sepak bola dimulai dari akademi Gondomar, sebelum kemudian bergabung dengan Paços de Ferreira. Bakatnya yang mencolok menarik perhatian Atlético Madrid pada tahun 2016, meskipun ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan status pinjaman, termasuk di Porto dan Wolverhampton Wanderers. Di Wolves-lah namanya benar-benar melambung, menunjukkan ketajaman di depan gawang dan adaptabilitas posisi yang mengagumkan, menjadikannya salah satu penyerang paling menjanjikan di Premier League. Pada September 2020, impiannya menjadi kenyataan ketika ia resmi bergabung dengan Liverpool, sebuah transfer yang pada awalnya sempat menimbulkan tanda tanya di benak beberapa pihak, namun dengan cepat dibungkam oleh performanya di lapangan.
Selama lima tahun kariernya yang cemerlang namun singkat di Anfield, Jota dikenal sebagai pemain serbabisa dengan naluri mencetak gol yang tajam dan kemampuan adaptasi yang luar biasa, baik sebagai penyerang tengah maupun sayap. Kehadirannya seringkali menjadi pemecah kebuntuan, mendapatkan julukan "supersub" dari para penggemar karena kemampuannya mengubah jalannya pertandingan dari bangku cadangan. Ia mencatatkan total 65 gol dan 26 assist dalam 182 penampilan di semua kompetisi, sebuah statistik yang sangat impresif mengingat ia seringkali harus bersaing ketat dengan trio penyerang legendaris Liverpool (Mohamed Salah, Sadio Mane, Roberto Firmino). Gol-golnya yang ikonik menjadi kenangan manis bagi penggemar, seperti gol penentu kemenangan di laga derby Merseyside melawan Everton pada April 2025, sebuah momen krusial yang mengukuhkan dominasi Liverpool di kota tersebut. Debutnya di Premier League pada 28 September 2020, di mana ia langsung mencetak gol ke gawang Arsenal, juga menjadi pertanda awal dari perjalanan luar biasa yang akan ia ukir. Kemampuan Jota untuk mencetak gol-gol penting di momen-momen genting, baik melalui penyelesaian kaki kiri, kaki kanan, maupun sundulan, menjadikannya ancaman konstan bagi pertahanan lawan. Ia adalah arsitek di balik banyak kemenangan tipis, dan kehadirannya di lapangan selalu memberikan dimensi berbeda pada serangan Liverpool.
Kabar meninggalnya Jota dan keputusan bersejarah Liverpool memensiunkan nomor 20 memicu gelombang emosi yang tak terbendung di media sosial. Penggemar dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia, menyampaikan duka cita mendalam dan kekaguman mereka terhadap sang pemain. Hashtag #YNWA, #RIPJota, dan #Forever20 membanjiri lini masa, menjadi wadah bagi jutaan orang untuk berbagi kesedihan, kenangan, dan penghormatan.
Salah satu ungkapan yang paling menyentuh datang dari akun Twitter @Lfc_fens, yang menuliskan, "Dan bener sekali jota tidak dijual dan tidak juga pensiun, dia akan selalu ada di Anfield dengan no 20 SELAMANYA❤️❤️❤️❤️❤️❤️." Komentar ini mencerminkan harapan dan keyakinan bahwa Jota akan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari jiwa Anfield, sebuah warisan yang tak akan pernah pudar.
Akun @CacingWormy menyoroti keunikan angka 20 yang melekat pada Jota: "Keputusan yg bagus, Jota dikontrak tahun 2020, Pake nomer punggung 20 dan ngasih gelar juara liga ke 20, sangat pantas nomer itu abadi milik Jota." Keselarasan angka-angka ini—tahun kedatangan, nomor punggung, dan gelar liga ke-20 yang ia bantu raih—menambah dimensi mistis pada warisan Jota, seolah takdir telah mengikatnya erat dengan angka keramat tersebut.
Seorang penggemar lain dengan akun @Lan_pantau meluapkan pujian setinggi langit untuk Jota, menggambarkan kehebatannya dengan julukan-julukan puitis: "sang Kaisar Portugis, Elang Portugal, Diogoal, Jotamvaan, 3 menit Diogo Jota setara 300 menit striker lain." Ungkapan "3 menit Diogo Jota setara 300 menit striker lain" secara gamblang menggambarkan efektivitas dan dampak instan yang selalu ia berikan setiap kali turun ke lapangan, sebuah kualitas yang sangat dihargai oleh manajer dan rekan setimnya.
Kombinasi antara kemenangan gelar dan kehilangan pemain menjadi pukulan ganda yang sulit diterima, seperti yang diungkapkan oleh @rey_tomasoa: "Liverpool baru aja menangin gelar yang ke 20 liga Inggris dan kehilangan pemain no. 20 Diogo jota di tahun yang sama. Rest in peace Diogo 🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️." Kesedihan ini diperparah oleh ironi bahwa kesuksesan yang baru saja dirayakan harus dibayar dengan kehilangan seorang pahlawan.
Akun @ardhnyrdtsyh merangkum perjalanan Jota dengan narasi yang menyentuh: "Direkrut tahun 2020, bergabung 20 september. memakai nopung 20, memberikan gelar ke-20. Jota Spesialis Supersub ketika tim buntu dia solusinya. Ini bukan kesedihan saya sebagai fans liverpool, tapi ini kesedihan bagi dunia sepakbola.Rest in Peace, Diogo. You’ll never walk alone." Kalimat terakhir, "You’ll Never Walk Alone," adalah seruan kebanggaan dan persatuan bagi penggemar Liverpool, kini bergema sebagai janji bahwa Jota tidak akan pernah dilupakan, bahwa ia akan selalu berjalan bersama mereka dalam ingatan dan hati.
Terakhir, @KopitesMaluku menyampaikan kesedihan yang mendalam, "Terlalu cepat kabar ini mengguncang perasaan kami Diogo. Setelah menamatkan kami dengan gelar ke-20, Anda juga menamatkan karir Anda disini, di Anfield. Tenang dalam keabadian Diogo Jota. 🕊️❤️🩹💔." Ungkapan ini menggambarkan rasa kehilangan yang menusuk, seolah Jota telah menyelesaikan misi terakhirnya untuk klub sebelum pergi selamanya.
Kepergian Diogo Jota bukan hanya kehilangan bagi Liverpool atau Portugal, tetapi bagi seluruh komunitas sepak bola. Ia adalah representasi dari kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah. Kemampuannya untuk bangkit dari cedera, untuk selalu memberikan yang terbaik meskipun terkadang tidak menjadi pilihan utama, menjadikannya inspirasi bagi banyak pemain muda. Nomor punggung 20 yang kini dipensiunkan bukan sekadar angka; itu adalah simbol dari sebuah warisan, sebuah kisah tentang seorang pemain yang datang, melihat, dan menaklukkan hati para penggemar, lalu pergi terlalu cepat. Warisan Jota akan terus hidup di Anfield, dalam setiap nyanyian "You’ll Never Walk Alone," dalam setiap kenangan gol-gol krusialnya, dan dalam angka 20 yang kini abadi di dinding sejarah Liverpool FC. Rest in Peace, Diogo Jota. Kamu akan selalu dirindukan.
