
Madrid – Lucas Vazquez, salah satu pilar penting Real Madrid selama hampir dua dekade, resmi mengakhiri perjalanannya bersama Los Blancos. Bek kanan serbaguna berusia 34 tahun ini menjadi pemain senior terbaru yang meninggalkan Santiago Bernabéu di musim panas 2025, menyusul jejak Luka Modric dan Toni Kroos dalam transisi skuad raksasa Spanyol menuju era baru. Kepergian Vazquez menandai berakhirnya sebuah babak bagi Real Madrid, saat klub tersebut terus meremajakan skuadnya, namun juga kehilangan salah satu hati dan jiwa yang paling setia.
Perjalanan Lucas Vazquez di Real Madrid adalah kisah dedikasi yang langka di sepak bola modern. Dimulai pada tahun 2007, saat ia masih remaja belasan tahun, Vazquez bergabung dengan La Fábrica, akademi Real Madrid yang terkenal melahirkan talenta-talenta luar biasa. Selama delapan tahun, ia meniti karir dari tim junior, Juvenil, hingga akhirnya menjadi bagian penting dari Real Madrid Castilla, tim cadangan klub yang berkompetisi di divisi bawah Spanyol. Di Castilla, ia diasah di bawah bimbingan pelatih-pelatih berpengalaman, termasuk Zinedine Zidane, yang kelak akan menjadi arsitek kesuksesan terbesarnya di tim senior.
Setelah menunjukkan potensi yang menjanjikan di Castilla, Vazquez dipinjamkan ke Espanyol pada musim 2014-2015. Periode di Espanyol terbukti menjadi titik balik penting dalam kariernya. Di bawah asuhan pelatih Sergio González, Vazquez mendapatkan waktu bermain reguler di La Liga, mengasah kemampuannya, dan membuktikan bahwa ia siap bersaing di level tertinggi. Penampilan impresifnya sebagai winger kanan dengan kecepatan dan etos kerja yang tinggi menarik perhatian manajemen Real Madrid, yang akhirnya memutuskan untuk membawanya kembali ke Santiago Bernabéu pada musim panas 2015.
Kepulangannya ke tim utama pada 2015 di bawah pelatih Rafael Benítez, yang kemudian digantikan oleh Zinedine Zidane, menjadi awal dari babak paling gemilang dalam kariernya. Sejak saat itu, Vazquez telah membuat lebih dari 400 penampilan di semua kompetisi, sebuah angka yang menempatkannya dalam daftar elit pemain yang loyal dan berdedikasi tinggi kepada Real Madrid. Statistiknya mencerminkan kontribusinya yang konsisten: 38 gol dan 73 assist yang ia torehkan bukan hanya sekadar angka, melainkan seringkali gol atau assist krusial yang membantu tim meraih kemenangan penting.
Keberadaan Lucas Vazquez di skuad utama Real Madrid seringkali digambarkan sebagai anugerah bagi setiap pelatih. Fleksibilitasnya yang luar biasa menjadikannya ‘utility man’ yang tak ternilai harganya. Mampu bermain sebagai bek kanan, sayap kanan, atau bahkan sesekali penyerang darurat, Vazquez selalu siap sedia mengisi posisi manapun yang dibutuhkan, tanpa mengeluh dan selalu dengan etos kerja yang tak kenal lelah. Ia bukan tipikal pemain yang selalu menjadi starter di setiap pertandingan, namun kehadirannya di lapangan, baik dari bangku cadangan atau sebagai starter, selalu memberikan dampak positif, entah itu melalui umpan silang akurat, penetrasi ke kotak penalti, atau pertahanan gigih di sisi lapangan. Kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai taktik dan peran, serta dedikasinya yang tak tergoyahkan dalam latihan maupun pertandingan, menjadikannya favorit di mata pelatih dan rekan satu tim.
Selama periode pengabdiannya, Lucas Vazquez telah menjadi bagian integral dari salah satu era paling sukses dalam sejarah Real Madrid. Ia telah membantu klub memenangi 20 piala, sebuah koleksi trofi yang menakjubkan dan mengukuhkan statusnya sebagai salah satu pemain paling berprestasi di klub. Di antara koleksi trofi tersebut, empat gelar Liga Spanyol (La Liga) dan lima gelar Liga Champions UEFA adalah yang paling menonjol. Vazquez menjadi saksi dan partisipan aktif dalam dominasi Real Madrid di Eropa, terutama dalam rentetan tiga gelar Liga Champions berturut-turut antara 2016 dan 2018, serta gelar La Decimocuarta pada 2022. Ia juga merasakan manisnya kemenangan di tiga Piala Dunia Antarklub FIFA, tiga Piala Super UEFA, dan tiga Piala Super Spanyol, melengkapi koleksi trofinya yang mengesankan. Keterlibatannya dalam momen-momen bersejarah ini, seperti keberaniannya mengambil penalti krusial atau performa tanpa lelah di final-final besar, akan selalu dikenang oleh para Madridista.
Kepergian Vazquez adalah bagian dari proses alami perubahan generasi di Real Madrid. Musim panas ini menjadi saksi dari perpisahan beberapa ikon klub. Sebelum Vazquez, Luka Modric juga telah lebih dulu mengucapkan selamat tinggal kepada klub yang telah membesarkan namanya, dan Toni Kroos bahkan memilih untuk pensiun dari sepak bola profesional setelah Kejuaraan Eropa 2024. Kehilangan tiga pemain dengan pengalaman, kepemimpinan, dan kualitas seperti mereka dalam waktu singkat menandakan pergeseran signifikan dalam dinamika skuad. Namun, ini juga membuka jalan bagi para talenta muda seperti Jude Bellingham, Vinicius Junior, Rodrygo Goes, dan Endrick untuk semakin mengambil alih estafet kepemimpinan dan menjadi wajah baru klub.
Dalam sebuah pesan emosional yang ia bagikan di media sosial, Lucas Vazquez menyampaikan perasaannya terkait perpisahan ini. "Aku meninggalkan Real Madrid tapi Real Madrid tidak akan pernah meninggalkanku," tulis Vazquez, sebuah kalimat yang merangkum ikatan emosionalnya yang mendalam dengan klub. "Ke manapun aku pergi, aku akan dengan bangga mengatakan bahwa aku punya kebanggaan karena pernah bermain untuk tim terbaik di dunia. Terima kasih karena telah bergabung denganku di perjalanan terindah di dalam hidupku." Ungkapan ini tidak hanya menunjukkan rasa terima kasihnya kepada klub dan para penggemar, tetapi juga menegaskan identitasnya sebagai seorang Madridista sejati, yang jiwanya akan selalu terikat dengan Los Blancos. Pesan ini disambut dengan banjir ucapan terima kasih dan penghargaan dari para penggemar di seluruh dunia, yang menghargai dedikasi dan profesionalisme yang selalu ia tunjukkan.
Real Madrid sendiri tidak ketinggalan dalam memberikan penghormatan terakhir kepada salah satu putra terbaiknya. Dalam pernyataan resmi klub, Real Madrid menyampaikan rasa terima kasih dan kasih sayang yang mendalam. "Real Madrid ingin menyampaikan rasa terima kasih dan kasih sayang kami kepada Lucas Vazquez, salah satu legenda hebat dari klub kami," bunyi pernyataan tersebut. Penggunaan kata "legenda" menggarisbawahi betapa tingginya klub menghargai kontribusi Vazquez, tidak hanya dalam hal trofi tetapi juga dalam hal semangat, nilai, dan etos kerja yang ia teladankan. Sebagai bentuk penghormatan, Real Madrid telah memastikan akan menggelar upacara perpisahan khusus untuk pemain Spanyol itu pada Kamis, 17 Juli 2025, di Santiago Bernabéu. Upacara ini diharapkan akan dihadiri oleh rekan-rekan setim, pelatih, manajemen klub, dan tentu saja, para penggemar yang ingin memberikan aplaus terakhir kepada pahlawan mereka.
Mengenai masa depannya, Lucas Vazquez dilaporkan mendapat sejumlah tawaran menarik dari berbagai klub. Salah satu opsi yang santer terdengar adalah tawaran menggiurkan dari klub-klub di Arab Saudi, yang kini menjadi destinasi populer bagi banyak pemain senior Eropa yang mencari tantangan baru dan kontrak finansial yang fantastis. Namun, rumor yang beredar menunjukkan bahwa Vazquez masih memiliki hasrat kuat untuk terus berlaga di level kompetitif di Eropa. Raksasa Turki, Fenerbahce, dikabarkan menjadi salah satu klub yang sangat tertarik untuk mendapatkan jasanya. Pindah ke liga seperti Süper Lig Turki bisa menawarkan Vazquez kesempatan untuk tetap bermain di level tinggi, mungkin bahkan berpartisipasi di kompetisi Eropa seperti Liga Champions atau Liga Europa, sambil tetap mendapatkan peran kunci dalam skuad. Keputusannya akan mencerminkan prioritasnya apakah itu tantangan finansial atau keinginan untuk terus berkompetisi di panggung sepak bola Eropa.
Kepergian Lucas Vazquez meninggalkan celah yang harus diisi di skuad Real Madrid. Meskipun Dani Carvajal masih menjadi bek kanan utama, Vazquez adalah pelapis yang sempurna dan bisa diandalkan di berbagai posisi. Klub kemungkinan akan mengandalkan pemain muda dari akademi atau mencari talenta baru di bursa transfer untuk memperkuat kedalaman skuad. Namun, yang lebih penting daripada posisi yang kosong adalah hilangnya seorang pemimpin di ruang ganti, seorang pemain yang memahami budaya klub dan nilai-nilai "Madridismo" lebih dari siapa pun.
Warisan Lucas Vazquez di Real Madrid akan melampaui statistik dan trofi. Ia akan dikenang sebagai prototipe pemain yang bekerja keras, selalu mengutamakan tim, dan memberikan segalanya untuk lencana klub. Ia adalah contoh nyata bahwa loyalitas dan dedikasi, bahkan dari pemain yang bukan selalu menjadi sorotan utama, adalah fondasi kesuksesan sebuah tim. Perjalanan Vazquez dari akademi hingga menjadi legenda klub adalah inspirasi, dan meski ia kini meninggalkan Santiago Bernabéu, namanya akan selamanya terukir dalam sejarah Real Madrid sebagai salah satu pemain yang paling setia dan berharga di era modern.
