
Musim panas 2025 menjadi periode krusial bagi Manchester United dalam upaya mereka untuk kembali ke puncak kejayaan Liga Primer Inggris dan Eropa. Dengan bursa transfer yang semakin memanas, fokus utama Setan Merah kini tertuju pada perburuan penyerang tengah baru, menyusul spekulasi intens mengenai masa depan Rasmus Hojlund dan kebutuhan mendalam akan daya gedor yang konsisten. Klub telah mengamankan tanda tangan Matheus Cunha, namun sepertinya akuisisi pemain depan asal Brasil ini belum cukup untuk memenuhi ambisi besar Erik ten Hag (atau manajer yang akan datang) dan jajaran direksi baru.
Rasmus Hojlund, yang didatangkan dengan ekspektasi tinggi pada musim sebelumnya, menunjukkan kilasan potensi di Liga Champions namun kesulitan menemukan ketajaman di Premier League secara reguler. Meskipun ia adalah striker muda dengan prospek cerah, laporan terbaru mengindikasikan bahwa Manchester United terbuka untuk melepas pemain asal Denmark itu jika tawaran yang sesuai datang, terutama dengan Inter Milan yang dikabarkan menunjukkan minat kuat. Keputusan ini, jika terwujud, bukan hanya tentang profit finansial, tetapi juga tentang menemukan profil striker yang lebih matang dan mampu memberikan dampak instan, sesuatu yang sangat dibutuhkan United untuk bersaing di level tertinggi.
Kedatangan Matheus Cunha dari Wolves memang menambah dimensi baru di lini serang United. Cunha dikenal sebagai penyerang serba bisa yang mampu bermain sebagai striker tunggal, second striker, atau bahkan penyerang sayap. Kecepatan, kekuatan fisik, dan kemampuan link-up play yang dimilikinya menjadikannya aset berharga. Namun, ia bukanlah tipikal "nomor 9" murni yang secara konsisten mencetak 20+ gol per musim. Kebutuhan akan target man atau poacher yang bisa diandalkan untuk mengonversi peluang menjadi gol masih menjadi prioritas utama. Inilah yang mendorong Setan Merah untuk melirik sejumlah nama besar di pasar transfer.
Salah satu nama yang paling santer dikaitkan dengan Manchester United adalah Ollie Watkins dari Aston Villa. Penyerang berusia 29 tahun ini telah membuktikan dirinya sebagai salah satu striker paling produktif di Premier League. Dengan 75 gol dari 184 penampilan di liga bersama Villa, Watkins menunjukkan konsistensi dan adaptasi yang luar biasa terhadap kerasnya persaingan di divisi teratas Inggris. Kelebihannya terletak pada kecepatan, pergerakan tanpa bola yang cerdas, kemampuan menekan lawan, serta insting gol yang tajam. Ia juga memiliki etos kerja yang tinggi, cocok dengan filosofi tim yang menuntut intensitas. Harga yang dipatok Aston Villa untuk Watkins kemungkinan akan sangat tinggi, mengingat kontraknya yang masih berjalan dan perannya yang vital bagi tim asuhan Unai Emery. Namun, kemampuannya untuk langsung beradaptasi dan memberikan dampak di Premier League menjadikannya investasi yang menarik bagi United. Pertanyaan besarnya adalah apakah United bersedia mengeluarkan dana besar untuk striker yang akan memasuki usia puncak kariernya.
Nama lain yang masuk radar adalah Moise Kean, penyerang Fiorentina yang pernah mencicipi atmosfer Premier League bersama Everton. Meskipun kariernya di Everton tidak terlalu cemerlang, Kean telah menunjukkan perkembangan signifikan di Serie A, baik saat membela Juventus maupun Fiorentina. Pemain berusia 25 tahun ini memiliki fisik yang kuat, kecepatan, dan kemampuan finishing yang baik. Keuntungan utama dari Kean adalah pengalamannya di liga Inggris, yang berarti ia tidak memerlukan waktu adaptasi yang lama. Namun, konsistensi masih menjadi tanda tanya. Jika United bisa mendapatkan Kean dengan harga yang wajar, ia bisa menjadi opsi rotasi yang solid atau bahkan bersaing untuk posisi starter, memberikan kedalaman yang dibutuhkan di lini depan.
Dari Serie A, Marcus Thuram dari Inter Milan juga disebut-sebut sebagai target potensial. Penyerang asal Prancis ini tampil impresif bersama Inter, menunjukkan kemampuan mencetak gol dan assist yang signifikan. Thuram adalah penyerang modern yang kuat secara fisik, cepat, dan memiliki visi bermain yang baik, seringkali mampu menjadi penghubung antara lini tengah dan serangan. Rumor yang beredar bahkan menyebutkan kemungkinan pertukaran pemain yang melibatkan Rasmus Hojlund dan Marcus Thuram. Ini bisa menjadi solusi menarik bagi kedua belah pihak, di mana Inter mendapatkan striker muda dengan potensi besar, sementara United mendapatkan penyerang yang lebih berpengalaman dan terbukti di level top Eropa. Namun, kesepakatan semacam ini seringkali rumit karena melibatkan valuasi pemain dan kesepakatan personal.
Selain nama-nama tersebut, Manchester United juga dikabarkan masih memantau situasi Bryan Mbeumo dari Brentford. Pemain sayap yang juga bisa berperan sebagai penyerang tengah ini dikenal karena kecepatan, dribbling, dan kemampuan mencetak gol dari berbagai posisi. Mbeumo telah menjadi salah satu pilar penting bagi Brentford, dan kemampuannya untuk menciptakan peluang serta menyelesaikan serangan membuatnya menarik bagi klub-klub besar. Namun, banderol harga sebesar 70 juta Pounds yang dipatok Brentford bisa menjadi penghalang serius, terutama jika United juga harus mengeluarkan dana besar untuk posisi lain di skuad. Fleksibilitas Mbeumo bisa menjadi nilai tambah, memungkinkan manajer untuk menggunakan formasi yang berbeda.
Terakhir, dan mungkin yang paling menarik dari segi finansial, adalah rumor yang mengaitkan United dengan Dominic Calvert-Lewin. Penyerang Everton ini dikabarkan akan berstatus bebas transfer setelah kontraknya habis bersama The Toffees. Mendapatkan striker dengan pengalaman Premier League yang terbukti secara gratis tentu akan menjadi keuntungan besar bagi United, terutama di tengah ketatnya aturan Financial Fair Play (FFP). Calvert-Lewin dikenal sebagai penyerang yang dominan di udara, memiliki insting gol yang baik di dalam kotak penalti, dan etos kerja yang kuat. Namun, kekhawatiran utama terhadap Calvert-Lewin adalah riwayat cederanya yang kerap mengganggu performanya dalam beberapa musim terakhir. Jika United bisa mengatasi masalah kebugarannya, ia bisa menjadi steal di bursa transfer.
Pencarian striker ini bukan sekadar mengisi kekosongan, melainkan upaya strategis untuk mendefinisikan kembali lini serang Manchester United. Manajer dan jajaran direksi baru di bawah kepemimpinan Sir Jim Ratcliffe akan dihadapkan pada keputusan sulit: apakah menginvestasikan dana besar pada satu penyerang kelas dunia yang sudah teruji, atau mencari beberapa opsi yang lebih terjangkau namun memiliki potensi besar. Profil striker yang dicari juga akan sangat bergantung pada filosofi permainan yang ingin diterapkan, apakah itu penyerang yang mampu menekan lawan, seorang target man untuk link-up play, atau poacher murni yang beroperasi di dalam kotak penalti.
Musim panas ini akan menjadi ujian nyata bagi kemampuan Manchester United di bursa transfer. Keputusan mengenai siapa yang akan menjadi ujung tombak Setan Merah akan sangat menentukan arah dan ambisi klub di musim-musim mendatang. Fans tentu berharap akan ada penyerang yang mampu mengembalikan ketajaman lini depan dan membawa kembali kejayaan ke Old Trafford.
