Mengenang Bambang Trisulo: Tokoh Otomotif Nasional, Visioner di Balik Kemajuan Industri Otomotif Indonesia

Mengenang Bambang Trisulo: Tokoh Otomotif Nasional, Visioner di Balik Kemajuan Industri Otomotif Indonesia

Dunia otomotif Indonesia berduka atas kepergian salah satu putra terbaiknya, Bambang Trisulo, yang menghembuskan napas terakhir pada tanggal 5 Juli 2025. Kabar duka ini disampaikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 7 Juli 2025, menyebutkan bahwa Bapak Bambang Trisulo, yang menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan, telah wafat. Kepergian sosok yang akrab disapa Pak Bambang ini meninggalkan lubang besar di hati para pelaku industri, mengingat kontribusinya yang tak terhingga dalam membentuk lanskap otomotif Tanah Air selama lebih dari lima dekade. Beliau dikenang bukan hanya sebagai pemimpin, melainkan juga sebagai mentor, inovator, dan sejarawan yang mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan sektor ini.

Perjalanan karier Bambang Trisulo di dunia otomotif dimulai pada tahun 1973, sebuah langkah awal yang menandai dimulainya dedikasi seumur hidup. Saat itu, Bambang bergabung dengan Grup Astra sebagai seorang teknisi. Posisi ini mungkin terlihat sederhana, namun justru di sinilah beliau membangun fondasi pemahaman yang mendalam tentang seluk-beluk industri, dari hulu hingga hilir. Sebelum memutuskan terjun ke ranah praktis industri, Bambang Trisulo merupakan seorang tenaga pengajar di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), almamaternya yang telah membekalinya dengan keilmuan dan pemikiran analitis yang kuat. Latar belakang akademis ini memberinya perspektif unik yang memadukan teori dan praktik, sebuah kombinasi langka yang menjadi ciri khas kepemimpinannya di kemudian hari.

Setelah bergabung dengan Grup Astra, Bambang Trisulo tidak terpaku pada satu divisi saja. Beliau pernah beberapa kali berpindah divisi, sebuah pengalaman yang ia akui memperkaya wawasan dan pemahamannya terhadap berbagai aspek operasional dan strategis dalam perusahaan otomotif raksasa tersebut. Rotasi lintas divisi ini membantunya menguasai berbagai bidang, mulai dari produksi, teknik, hingga pemasaran dan manajemen, menjadikannya seorang profesional yang holistik dan serba bisa. Kemampuannya beradaptasi dan belajar di berbagai lingkungan inilah yang kelak membawanya ke puncak kepemimpinan di berbagai organisasi dan perusahaan otomotif.

Baca Juga:

Salah satu babak paling monumental dalam karier Bambang Trisulo adalah masa kepemimpinannya sebagai Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Beliau menjabat posisi krusial ini selama lebih dari satu dekade, dari tahun 1999 hingga 2011. Periode tersebut merupakan masa yang penuh tantangan sekaligus peluang bagi industri otomotif nasional. Indonesia baru saja bangkit dari krisis moneter Asia 1997-1998, dan Gaikindo di bawah kepemimpinan Bambang Trisulo memiliki peran vital dalam menstabilkan kembali sektor ini, merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan, serta mengembalikan kepercayaan investor dan konsumen.

Sebagai Ketua Gaikindo, Bambang Trisulo dikenal sebagai sosok yang visioner dan mampu menjembatani kepentingan berbagai pihak, baik antara sesama pelaku industri maupun antara industri dengan pemerintah. Ia adalah advokat ulung yang gigih memperjuangkan iklim investasi yang kondusif, mendorong peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan mempromosikan ekspor produk otomotif Indonesia ke pasar global. Di bawah kepemimpinannya, Gaikindo tidak hanya menjadi wadah bagi para produsen kendaraan bermotor, tetapi juga menjadi mitra strategis pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang tepat guna, seperti regulasi emisi, standar keselamatan, hingga insentif fiskal yang mendukung daya saing industri.

Masa jabatannya di Gaikindo juga menjadi saksi bisu, bahkan bisa dibilang motor penggerak awal, dari suksesnya program mobil Low Cost Green Car (LCGC). Meskipun program LCGC secara resmi diluncurkan setelah masa jabatannya berakhir pada 2011, Bambang Trisulo adalah salah satu tokoh kunci yang meletakkan dasar pemikiran, melakukan studi kelayakan, dan mengadvokasi konsep mobil terjangkau dan ramah lingkungan ini sejak jauh-jauh hari. Beliau melihat potensi besar di pasar domestik yang belum tergarap, di mana masyarakat menengah ke bawah sangat membutuhkan akses terhadap kendaraan pribadi yang efisien dan ekonomis.

Program LCGC, yang merupakan inisiatif kolaboratif antara pabrikan otomotif dan pemerintah Indonesia, bertujuan untuk menyediakan kendaraan yang lebih terjangkau bagi masyarakat serta mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan. Bambang Trisulo, dengan pengalamannya yang luas dan pemahamannya tentang dinamika pasar serta kebijakan pemerintah, berperan aktif dalam merumuskan kerangka kerja program ini. Beliau adalah salah satu arsitek di balik kebijakan yang memungkinkan mobil dengan harga terjangkau dan konsumsi bahan bakar efisien dapat diproduksi secara massal di Indonesia. Keberhasilannya mendongkrak penjualan hingga mencapai level 1 juta unit per tahun, sebagian besar berkat kontribusi segmen LCGC, adalah bukti nyata dari visi dan perjuangan beliau. Program ini tidak hanya membuka peluang kepemilikan mobil bagi segmen masyarakat yang lebih luas, tetapi juga menciptakan ribuan lapangan kerja, menarik investasi asing, dan mendorong inovasi dalam industri manufaktur otomotif nasional.

Dedikasi Bambang Trisulo tidak berhenti setelah melepaskan jabatan Ketua Gaikindo. Ia terus berkontribusi aktif dalam industri melalui berbagai posisi strategis. Sejak 12 April 2021, beliau menjabat sebagai Komisaris Astra Otoparts untuk periode kedelapan, sebuah bukti kepercayaan dan pengakuan atas keahliannya dalam rantai pasok dan industri komponen otomotif. Selain itu, beliau juga mengemban amanah sebagai Komisaris PT Fuji Technica Indonesia dan Komisaris PT Gaya Motor. Kedua perusahaan ini memiliki peran penting dalam proses produksi dan perakitan kendaraan di Indonesia, menunjukkan bahwa Bambang Trisulo tetap terlibat langsung dalam aspek teknis dan operasional industri.

Namun, kontribusi Bambang Trisulo melampaui ranah korporat. Beliau juga menunjukkan kepedulian mendalam terhadap pengembangan sumber daya manusia dan standarisasi kualitas di industri otomotif. Hal ini terlihat dari perannya sebagai Ketua Dewan Pengarah Lembaga Sertifikasi Profesi – Teknisi Otomotif Indonesia (LSP-TO) sejak tahun 2010, sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melalui LSP-TO, Bambang Trisulo berupaya memastikan bahwa para teknisi otomotif di Indonesia memiliki kompetensi dan sertifikasi yang diakui secara nasional, bahkan internasional. Ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, mendorong profesionalisme, dan pada akhirnya, meningkatkan daya saing industri otomotif Indonesia secara keseluruhan. Beliau memahami bahwa keberlanjutan dan kemajuan industri sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang menggerakkannya.

Selain kiprahnya yang panjang di dunia industri, Bambang Trisulo juga memiliki sisi lain yang tak kalah mengagumkan: sebagai seorang penulis dan sejarawan otomotif. Sepanjang hidupnya, beliau telah menerbitkan sebuah buku berjudul "ARSIP MOBIL KITA – Tamasja Sejarah, Seabad Perjalanan Mobil di Indonesia." Karya ini bukan sekadar catatan biasa, melainkan sebuah monumen literasi yang merekam perjalanan panjang dan berliku industri otomotif di Indonesia. Buku ini menjadi referensi penting bagi para akademisi, mahasiswa, pelaku industri, maupun masyarakat umum yang ingin memahami evolusi kendaraan bermotor di Tanah Air, lengkap dengan berbagai dinamika kebijakan, teknologi, dan pasar yang menyertainya. Kehadiran buku ini menunjukkan kecintaan Bambang Trisulo yang mendalam terhadap sejarah dan keinginannya untuk mendokumentasikan serta mewariskan pengetahuan berharga kepada generasi mendatang. Ia percaya bahwa memahami masa lalu adalah kunci untuk merancang masa depan yang lebih baik.

Kepergian Bambang Trisulo adalah kehilangan besar bagi bangsa, khususnya bagi industri otomotif. Beliau adalah sosok yang konsisten, berintegritas, dan selalu mengedepankan kepentingan industri secara luas. Karyanya, baik dalam bentuk kebijakan, kepemimpinan, maupun literasi, akan terus menjadi inspirasi dan panduan. Warisan Bambang Trisulo tidak hanya tercetak dalam angka penjualan atau regulasi, tetapi juga terukir dalam semangat kolaborasi, inovasi, dan komitmen terhadap kualitas yang ia tanamkan. Beliau telah menuntaskan "perjalanan panjangnya" dan kini mewariskan sebuah industri otomotif yang jauh lebih maju dan berdaya saing. Selamat jalan, Bapak Bambang Trisulo. Dedikasimu akan selalu dikenang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah otomotif Indonesia.

Mengenang Bambang Trisulo: Tokoh Otomotif Nasional, Visioner di Balik Kemajuan Industri Otomotif Indonesia

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *