
Dunia sepak bola dilanda duka mendalam setelah kabar tragis yang mengguncang pagi hari Kamis, 3 Juli 2025. Penyerang serbaguna Liverpool, Diogo Jota, bersama adiknya, Andre, dinyatakan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil mengerikan dekat Wilayah Zamora, Sanabria, Spanyol. Insiden memilukan tersebut, yang terjadi pada dini hari waktu setempat, menyebabkan mobil yang mereka tumpangi terbakar habis, merenggut nyawa keduanya secara instan. Kabar ini sontak menyebar bak api di padang rumput, meninggalkan kesedihan yang tak terhingga di hati para penggemar, rekan setim, pelatih, dan seluruh komunitas sepak bola global.
Salah satu yang paling terpukul dengan berita duka ini adalah bintang Mesir sekaligus rekan setim Jota di Liverpool, Mohamed Salah. Mendengar kabar tersebut, Salah mengaku benar-benar tak bisa berkata-kata dan merasa frustrasi atas kehilangan yang begitu mendadak dan tak terduga ini. Perasaan kaget dan syok yang dialaminya begitu mendalam, sampai-sampai ia mengaku dilanda ketakutan untuk kembali ke klub musim panas ini. Bukan karena alasan biasa seperti transfer atau perubahan manajer, melainkan karena kesadaran pahit bahwa salah satu rekan seperjuangannya telah tiada, berpulang ke Sang Pencipta dalam kondisi yang tragis.
Dalam sebuah unggahan emosional di akun X pribadinya, Mohamed Salah mencurahkan isi hatinya yang hancur. "Saya benar-benar tak bisa berkata apa-apa lagi. Sampai kemarin, saya tidak pernah menyangka akan ada sesuatu yang membuat saya takut untuk kembali ke Liverpool setelah liburan ini. Rekan setim datang dan pergi, tetapi tidak seperti ini," tulis Salah, menggarisbawahi perbedaan fundamental antara perpisahan karena transfer dan perpisahan abadi karena kematian. Kata-katanya mencerminkan rasa tidak percaya dan kesedihan yang mendalam, membayangkan ruang ganti yang akan terasa kosong tanpa kehadiran Jota, senyumnya, dan energinya yang selalu membara di lapangan.
Jota, yang dikenal sebagai pemain dengan etos kerja tinggi dan kemampuan mencetak gol krusial, telah menjadi bagian integral dari skuad Liverpool sejak kedatangannya. Kehilangan dirinya tidak hanya berarti hilangnya seorang penyerang berbakat, tetapi juga seorang pribadi yang dihormati dan dicintai oleh rekan-rekan setimnya. Salah melanjutkan, "Akan sangat sulit untuk menerima bahwa Diogo tidak akan ada di sana saat kami kembali." Kalimat ini menggemakan sentimen yang mungkin dirasakan oleh seluruh anggota tim dan staf pelatih, yang selama bertahun-tahun telah membangun ikatan kekeluargaan yang kuat di Melwood dan Kirkby. Mereka telah berbagi tawa, keringat, air mata, dan momen-momen kejayaan yang tak terlupakan. Kehilangan Jota adalah pukulan telak bagi semangat kolektif tim.
Lebih dari sekadar kehilangan seorang rekan setim, Salah juga mengungkapkan kepeduliannya yang mendalam terhadap keluarga yang ditinggalkan oleh Diogo dan Andre. "Saya memikirkan betul istrinya, anak-anaknya, dan tentu saja orang tuanya yang tiba-tiba kehilangan anak-anak mereka. Orang-orang yang dekat dengan Diogo dan saudaranya Andre membutuhkan semua dukungan yang bisa mereka dapatkan. Mereka tidak akan pernah dilupakan." Ungkapan ini menyoroti dimensi kemanusiaan dari tragedi tersebut, mengingat bahwa di balik sorotan lapangan hijau, para pemain adalah individu dengan keluarga yang mencintai mereka. Pukulan bagi istri Jota, yang kini harus membesarkan anak-anak tanpa sosok ayah, dan bagi orang tua yang kehilangan dua putra mereka dalam sekejap, adalah hal yang tak terbayangkan. Salah, dengan empatinya, menyerukan dukungan bagi mereka yang berduka, menunjukkan solidaritas yang melampaui batas-batas lapangan.
Sebagai respons terhadap kabar duka ini, Mohamed Salah dikabarkan langsung memotong waktu liburannya di Mykonos, Yunani. Padahal, pemain berjuluk ‘King Mo’ itu sejatinya baru dijadwalkan bergabung dengan latihan pramusim Liverpool pada pekan depan. Namun, dorongan untuk segera kembali ke Liverpool, berada di tengah-tengah rekan-rekan setimnya, dan mungkin juga untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Jota, menjadi prioritas utama. Tindakan ini menunjukkan betapa dalamnya ikatan persaudaraan yang terjalin di antara para pemain Liverpool, dan bagaimana tragedi ini telah menyatukan mereka dalam duka yang mendalam. Kembali lebih awal bukan hanya tentang kewajiban profesional, melainkan sebuah kebutuhan emosional untuk berbagi beban kesedihan dengan mereka yang juga merasakan kehilangan yang sama.
Kepergian Diogo Jota secara tragis ini telah memicu gelombang belasungkawa dan simpati dari seluruh penjuru dunia sepak bola. Klub-klub rival, asosiasi sepak bola nasional dan internasional, para pemain dari liga-liga lain, hingga penggemar dari berbagai negara, semuanya menyampaikan dukacita mereka. Media sosial dipenuhi dengan kenangan indah tentang Jota, gol-golnya yang spektakuler, senyumnya yang khas, dan dedikasinya yang tak pernah padam di lapangan. Berbagai tagar seperti #RIPJota dan #YNWA (You’ll Never Walk Alone) bergema di platform daring, menunjukkan bahwa Jota tidak hanya dicintai oleh pendukung Liverpool, tetapi juga dihormati oleh seluruh komunitas sepak bola.
Diogo Jota bergabung dengan Liverpool pada tahun 2020 dari Wolverhampton Wanderers. Sejak saat itu, ia dengan cepat memantapkan dirinya sebagai salah satu penyerang paling efektif di Premier League. Kemampuannya dalam menemukan ruang, pergerakan tanpa bola yang cerdas, dan penyelesaian akhir yang mematikan membuatnya menjadi ancaman konstan bagi pertahanan lawan. Ia adalah pemain yang mampu beradaptasi di berbagai posisi lini serang, memberikan fleksibilitas taktis yang berharga bagi manajer Jürgen Klopp. Lebih dari sekadar statistik, Jota adalah sosok yang selalu memberikan 100% di setiap pertandingan, dengan semangat juang yang tak pernah pudar. Kehadirannya di lapangan seringkali menjadi pembeda, terutama dalam pertandingan-pertandingan penting.
Kepergiannya meninggalkan lubang besar, tidak hanya di skuad Liverpool, tetapi juga di hati mereka yang mengenalnya secara pribadi. Bagi Liverpool, musim yang akan datang akan menjadi ujian berat. Mereka harus menemukan cara untuk mengatasi kehilangan salah satu pemain kunci mereka, dan yang lebih penting, untuk memproses duka kolektif yang menghampiri tim. Semangat Jota, dedikasi, dan kenangannya akan terus hidup di Anfield, menjadi inspirasi bagi rekan-rekan setimnya untuk terus berjuang dan meraih prestasi, mungkin sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi sang penyerang yang telah pergi terlalu cepat.
Tragedi ini mengingatkan kita semua akan kerapuhan hidup dan betapa berharganya setiap momen. Diogo Jota dan Andre Jota mungkin telah tiada, namun warisan mereka sebagai individu yang dicintai dan seorang pemain yang berdedikasi akan selalu dikenang. Dunia sepak bola akan berduka, namun juga akan bersatu dalam mengenang mereka, memastikan bahwa kenangan akan Diogo dan Andre tidak akan pernah pudar. Ucapan belasungkawa terus mengalir, menjadi bukti nyata betapa besar dampak yang diberikan oleh seorang individu, bahkan di panggung global seperti sepak bola. Kehilangan ini adalah pengingat pahit bahwa hidup ini sangat singkat dan tak terduga, dan bahwa ikatan persahabatan serta kasih sayang adalah hal yang paling berharga.
