Perang Dingin Kontrak Vlahovic: Juventus Mengancam Pembekuan, Sang Striker Siap Hadapi Pengasingan Demi Gaji Fantastis dan Kebebasan Transfer 2026

Perang Dingin Kontrak Vlahovic: Juventus Mengancam Pembekuan, Sang Striker Siap Hadapi Pengasingan Demi Gaji Fantastis dan Kebebasan Transfer 2026

Drama transfer yang melibatkan penyerang bintang Dusan Vlahovic dan raksasa Serie A, Juventus, kian memanas dan memasuki fase krusial menjelang dibukanya jendela transfer musim panas 2025. Klub berjuluk Bianconeri tersebut, yang terkenal dengan manuver cerdas namun terkadang kontroversial di pasar pemain, kini dihadapkan pada dilema besar: menjual aset berharga mereka dengan harga pantas atau berisiko kehilangan sang striker secara cuma-cuma di tahun berikutnya. Namun, bukan hanya Juventus yang memiliki strategi, Vlahovic pun dikabarkan siap menghadapi konsekuensi terberat demi mencapai tujuannya, bahkan jika itu berarti dibekukan dari skuad utama.

Dari laporan yang dirangkum Football Italia pada Kamis (3/7/2025), tensi antara kedua belah pihak telah mencapai titik didih. Juventus, melalui manajer umum Damien Comolli, dikabarkan akan segera mengadakan pertemuan dengan agen Dusan Vlahovic. Agenda utama pertemuan ini adalah mencari solusi konkret terkait masa depan kontrak penyerang asal Serbia tersebut. Kontrak Vlahovic sejatinya akan berakhir pada musim panas 2026, dan ini menempatkan Juventus dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan. Jika Vlahovic menolak perpanjangan kontrak atau tawaran penjualan di musim panas ini, klub terancam kehilangan investasi besar mereka tanpa mendapatkan sepeser pun kompensasi transfer di tahun depan.

Situasi ini adalah mimpi buruk bagi setiap klub sepak bola besar, terutama bagi Juventus yang belakangan ini sangat berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka di bawah tekanan regulasi Financial Fair Play (FFP). Vlahovic didatangkan dengan mahar sekitar 70 juta Euro, belum termasuk bonus, dari Fiorentina pada Januari 2022. Kehilangan pemain dengan nilai investasi sebesar itu secara gratis akan menjadi kerugian finansial yang sangat signifikan dan bisa berdampak serius pada neraca keuangan klub, serta kemampuan mereka untuk berinvestasi pada talenta baru di masa mendatang. Oleh karena itu, penjualan Vlahovic di musim panas 2025 menjadi prioritas utama bagi manajemen Juventus.

Sebagai langkah antisipasi dan persiapan, Juventus bahkan sudah mengamankan tanda tangan penyerang muda berbakat Jonathan David. Kedatangan David, yang memiliki profil dan gaya bermain yang berbeda namun sama-sama menjanjikan, secara implisit mengindikasikan bahwa Juventus siap bergerak maju tanpa Vlahovic jika memang diperlukan. Ini juga memberikan sinyal kuat bahwa klub tidak akan ragu untuk membuat keputusan sulit demi kepentingan jangka panjang. Namun, Vlahovic dan agennya memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai skenario terbaik untuk karier sang pemain.

Dusan Vlahovic dikabarkan sangat yakin bahwa ia akan memiliki opsi yang jauh lebih baik dan menguntungkan bagi kelanjutan kariernya jika ia menunggu hingga kontraknya habis pada tahun 2026 dan pergi sebagai agen bebas. Status agen bebas memberinya kekuatan negosiasi yang luar biasa. Tanpa adanya biaya transfer yang harus dibayar oleh klub peminat kepada Juventus, Vlahovic dan agennya bisa meminta paket gaji yang lebih tinggi, bonus tanda tangan (signing bonus) yang menggiurkan, serta persyaratan pribadi yang jauh lebih menguntungkan. Ini adalah strategi yang sering digunakan oleh pemain papan atas untuk memaksimalkan pendapatan mereka, dan Vlahovic tampaknya siap menempuh jalur tersebut.

Salah satu motivasi terbesar Vlahovic untuk tetap bertahan di Turin hingga kontraknya berakhir adalah gajinya yang fantastis, yang mencapai 12 juta Euro per musim untuk musim 2025-2026. Angka ini menjadikannya salah satu pemain dengan gaji tertinggi di skuad Juventus, dan kehilangan jumlah sebesar itu demi transfer yang mungkin tidak sesuai harapannya bukanlah pilihan yang menarik baginya. Oleh karena itu, Vlahovic dilaporkan tidak masalah jika Juventus benar-benar menjalankan ancamannya untuk membekukannya dari skuad utama selama satu musim penuh. Baginya, gaji sebesar 12 juta Euro adalah kompensasi yang sepadan untuk risiko tidak bermain.

Strategi "pembekuan" atau "pengasingan" pemain dari skuad utama bukanlah hal baru bagi Juventus. Dalam beberapa tahun terakhir, Bianconeri telah menggunakan taktik ini sebagai cara untuk mendesak pemain yang tidak lagi diinginkan atau yang menolak pergi untuk menerima tawaran transfer, atau sebagai konsekuensi bagi pemain yang enggan memperpanjang kontrak dan berpotensi pergi secara gratis. Federico Chiesa dan Leonardo Bonucci adalah dua contoh paling terkenal dari pemain yang sempat merasakan dampak dari strategi ini.

Pada kasus Federico Chiesa, meskipun tidak sepenuhnya dibekukan, ia sempat mengalami penurunan peran dan waktu bermain yang signifikan setelah negosiasi kontraknya menemui jalan buntu dan namanya kerap dikaitkan dengan klub lain. Ini menciptakan tekanan psikologis agar ia mempertimbangkan opsi transfer. Sementara itu, kasus Leonardo Bonucci jauh lebih ekstrem dan publik. Bek veteran tersebut secara terang-terangan diasingkan dari skuad utama, tidak diizinkan berlatih dengan tim senior, dan bahkan dicoret dari daftar skuad pramusim. Tujuannya jelas: mendesak Bonucci untuk menerima transfer atau mengakhiri kontraknya, karena gajinya yang tinggi dianggap tidak sepadan dengan kontribusinya yang minim di lapangan. Pada akhirnya, Bonucci terpaksa pindah ke Union Berlin setelah menjalani masa-masa sulit di luar tim.

Meskipun demikian, Vlahovic memiliki keyakinan kuat bahwa Juventus tidak akan benar-benar mengasingkannya sepenuhnya dari skuad, terutama mengingat gajinya yang sangat tinggi. Membayar 12 juta Euro per musim untuk seorang pemain yang hanya duduk di tribun atau berlatih terpisah adalah pemborosan besar bagi klub. Meskipun ini adalah taktik tekanan, manajemen Juventus mungkin akan berpikir dua kali untuk menanggung beban finansial sebesar itu tanpa adanya kontribusi di lapangan. Namun, ada risiko signifikan bagi Vlahovic jika ia benar-benar dibekukan. Kondisi fisiknya bisa menurun drastis karena kurangnya waktu bermain kompetitif, yang pada akhirnya bisa memengaruhi performanya di level internasional, terutama jika Serbia berhasil lolos ke Piala Dunia 2026. Kehilangan momentum dan kebugaran puncak di tahun krusial menjelang turnamen besar bisa menjadi bumerang bagi ambisinya.

Situasi pasar transfer Vlahovic saat ini juga menjadi faktor penting dalam keputusannya. Jika melihat kondisi terkini, Vlahovic memang sepi peminat dari klub-klub top Eropa. Hanya Fenerbahce dari Turki dan Al Ahli dari Arab Saudi yang menunjukkan ketertarikan serius padanya. Namun, Vlahovic dikabarkan enggan pindah ke salah satu dari kedua tim tersebut. Ambisinya adalah untuk bermain di klub top Eropa yang berkompetisi di level tertinggi, baik di Liga Champions maupun di liga-liga papan atas seperti Premier League, La Liga, atau Bundesliga. Tawaran dari Turki atau Arab Saudi, meskipun mungkin menggiurkan secara finansial, tidak sesuai dengan aspirasi kariernya untuk bersaing di puncak sepak bola Eropa.

Kondisi ini menciptakan dilema yang kompleks bagi Juventus dan Vlahovic. Bagi Juventus, ini adalah pertarungan untuk melindungi aset finansial mereka dan menegaskan otoritas klub. Mereka harus mempertimbangkan keseimbangan antara menekan pemain untuk pergi dan menjaga suasana ruang ganti agar tetap kondusif. Memiliki seorang pemain bintang dengan gaji selangit yang tidak bermain dapat menciptakan dinamika negatif di dalam tim dan memengaruhi moral pemain lain. Di sisi lain, Vlahovic dan agennya melihat ini sebagai kesempatan untuk mengamankan kontrak paling menguntungkan di puncak kariernya. Mereka siap mengambil risiko tidak bermain selama setahun demi kebebasan memilih klub dan mendapatkan bayaran yang lebih besar di masa depan.

Pertemuan antara Damien Comolli dan agen Vlahovic dalam waktu dekat akan menjadi penentu arah dari saga transfer ini. Apakah Juventus akan melunak dan mencari kompromi, seperti memperpanjang kontrak dengan klausul rilis yang lebih rendah, atau justru akan memperkeras posisi mereka dan siap membekukan Vlahovic? Dan apakah Vlahovic benar-benar akan bertahan pada pendiriannya, siap menghadapi pengasingan, ataukah tekanan dari klub dan risiko kehilangan tempat di tim nasional akan membuatnya mempertimbangkan kembali opsinya?

Terlepas dari hasil akhirnya, situasi Dusan Vlahovic dan Juventus ini akan menjadi studi kasus menarik tentang perebutan kekuasaan antara pemain dan klub di era sepak bola modern, di mana kekuatan finansial dan ambisi pribadi seringkali bertabrakan, menciptakan intrik dan drama yang tak terduga di balik layar lapangan hijau.

Perang Dingin Kontrak Vlahovic: Juventus Mengancam Pembekuan, Sang Striker Siap Hadapi Pengasingan Demi Gaji Fantastis dan Kebebasan Transfer 2026

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *