
Meta, raksasa teknologi yang menaungi Facebook dan Instagram, tengah melancarkan ofensif agresif dalam perburuan talenta kecerdasan buatan (AI) kelas dunia. Dengan instruksi langsung dari CEO Mark Zuckerberg, perusahaan ini tidak ragu untuk mengucurkan dana fantastis demi merekrut para pakar AI papan atas, menandai era baru dalam persaingan sengit di kancah teknologi global. Langkah ini bukan sekadar strategi bisnis biasa; ini adalah investasi masif untuk membentuk masa depan komputasi dan memastikan Meta tetap berada di garis depan inovasi AI, yang dipandang sebagai fondasi utama bagi visi metaverse dan produk-produk generasi berikutnya.
Terbaru dan yang paling menghebohkan adalah keberhasilan Meta memboyong Ruoming Pang, kepala model AI dari Apple. Pang, seorang insinyur terkemuka yang sebelumnya memimpin tim internal Apple yang bertanggung jawab melatih model dasar AI yang menopang Apple Intelligence serta berbagai fitur AI pada perangkat Apple lainnya, kini telah resmi bergabung dengan tim AI Meta yang sedang berkembang pesat. Kepindahan Pang dari Apple bukan hal yang sepele; ia adalah sosok kunci di balik upaya Apple untuk mengintegrasikan AI secara lebih mendalam ke dalam ekosistem produknya. Laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa Meta bersedia memberikan kompensasi fantastis, lebih dari USD 200 juta atau setara dengan sekitar Rp 3,2 triliun, untuk mengamankan keahlian Pang. Angka ini adalah total kompensasi yang akan dibayarkan secara bertahap selama beberapa tahun, sebuah paket yang begitu besar sehingga Apple pun tidak mampu menahan kepergiannya. Sumber internal mengungkapkan bahwa tawaran Meta jauh melampaui struktur pendapatan para eksekutif senior Apple, kecuali mungkin CEO Tim Cook sendiri, menunjukkan betapa Meta sangat menghargai keahlian dan potensi kontribusi Pang.
Sebelum bergabung dengan Apple pada tahun 2021, Ruoming Pang memiliki rekam jejak yang mengesankan di Google, anak perusahaan Alphabet. Di sana, ia menjabat sebagai kepala insinyur perangkat lunak yang mengawasi sistem dasar di seluruh perusahaan. Pengalamannya dalam membangun fondasi teknologi yang skalabel dan inovatif di salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia adalah aset tak ternilai. Selama 15 tahun masa baktinya di Google, ia terlibat dalam berbagai proyek berdampak tinggi, termasuk pengembangan model bahasa besar (LLM) yang kini menjadi pusat perhatian dalam revolusi AI generatif. Keahliannya dalam LLM dan arsitektur AI mendasar akan sangat relevan dengan ambisi Meta dalam mengembangkan model AI canggih seperti seri Llama. Pang sendiri memegang gelar master dalam ilmu komputer dari University of Southern California dan gelar PhD dari Princeton University, menegaskan kualifikasi akademisnya yang mumpuni di samping pengalaman praktisnya yang luas. Di Apple, ia dilaporkan mengawasi tim yang terdiri dari lebih dari 100 insinyur yang bertugas mengembangkan model AI untuk Siri dan fitur-fitur AI pada perangkat lainnya, menunjukkan kapasitas kepemimpinannya dalam proyek-proyek AI berskala besar. Tim yang dipimpinnya di Apple dikatakan sangat penting bagi strategi AI Apple secara keseluruhan, sehingga kepergiannya merupakan kerugian signifikan bagi raksasa Cupertino tersebut.
Kehadiran Ruoming Pang di Meta melengkapi deretan "megabintang" AI yang telah direkrut oleh perusahaan tersebut. Sebelumnya, untuk memimpin tim Super Intelligence Labs yang berambisi mengembangkan AI super atau kecerdasan umum buatan (AGI), Meta telah berhasil merekrut Alexandr Wang, CEO dan pendiri Scale AI. Wang, yang baru berusia 28 tahun, bergabung dengan Meta setelah Zuckerberg menghabiskan hampir USD 15 miliar untuk mengakuisisi 49% saham startup tersebut. Langkah ini menunjukkan bukan hanya investasi finansial yang besar, tetapi juga kepercayaan penuh pada visi dan kemampuan Wang. Zuckerberg secara terbuka memuji Wang sebagai "pendiri startup paling mengesankan di generasinya," sebuah pengakuan yang sangat tinggi dari salah satu visioner teknologi terkemuka.
Alexandr Wang akan menjabat sebagai Chief AI Officer (CAIO) di Meta, sebuah posisi strategis yang menempatkannya di garis depan upaya AI perusahaan. Ia akan bekerja erat dengan mantan CEO GitHub, Nat Friedman, yang akan mengawasi produk AI dan penelitian terapan. Kombinasi keahlian Wang yang berfokus pada data dan infrastruktur pelatihan AI (mengingat Scale AI adalah pemimpin dalam pelabelan data untuk AI) dengan pengalaman Pang dalam membangun model AI mendasar, menciptakan sinergi yang luar biasa. Tim ini, yang juga didukung oleh kepemimpinan Friedman dalam pengembangan produk, dirancang untuk mempercepat inovasi AI Meta di berbagai lini, mulai dari riset fundamental hingga implementasi produk yang dapat diakses miliaran penggunanya.
Keputusan Meta untuk merekrut talenta-talenta top ini dengan kompensasi yang luar biasa tinggi mencerminkan realitas "perang dingin" AI yang sedang berlangsung di antara perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka. Ketersediaan pakar AI dengan pengalaman dan keahlian mendalam sangat terbatas, sehingga perusahaan-perusahaan yang ingin memimpin di bidang ini harus bersaing ketat untuk menarik dan mempertahankan mereka. Kompetisi ini bukan hanya tentang siapa yang memiliki teknologi terbaik, tetapi juga siapa yang memiliki otak terbaik di belakang teknologi tersebut. Meta, dengan sumber daya finansialnya yang melimpah dan ambisi jangka panjangnya di bidang AI dan metaverse, siap untuk bermain di level tertinggi dalam perburuan talenta ini.
Investasi besar-besaran pada talenta AI seperti Pang dan Wang adalah bagian integral dari strategi Meta untuk membangun fondasi AI yang kuat, yang diharapkan dapat mendukung seluruh ekosistem produknya. Dari peningkatan personalisasi di Facebook dan Instagram, pengembangan fitur-fitur baru di WhatsApp, hingga penciptaan pengalaman yang lebih imersif di metaverse, AI akan menjadi inti dari semuanya. Model bahasa besar seperti Llama, yang telah dirilis Meta sebagai proyek open-source, juga akan mendapatkan manfaat besar dari kehadiran para ahli ini. Keahlian Pang dalam LLM dan Wang dalam data akan membantu Meta tidak hanya mengembangkan model yang lebih canggih, tetapi juga memastikan model tersebut dapat dilatih secara efisien dan aman.
Pergerakan Ruoming Pang dari Apple ke Meta, serta perekrutan Alexandr Wang, mengirimkan sinyal kuat ke seluruh industri teknologi. Ini menunjukkan bahwa Meta sangat serius dalam ambisinya untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan AI, bahkan jika itu berarti harus mengeluarkan dana yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini juga menyoroti betapa berharganya keahlian di bidang AI, yang kini dianggap sebagai salah satu aset paling berharga di dunia teknologi. Dengan tim AI yang kini benar-benar terdiri dari para "megabintang," Meta berharap dapat mempercepat kemajuan dalam penelitian dan pengembangan AI, menciptakan inovasi yang akan membentuk cara kita berinteraksi dengan teknologi di masa depan, dan pada akhirnya, mendominasi lanskap AI yang terus berkembang pesat.
