
Orlando, Amerika Serikat – Perjalanan luar biasa Al Hilal, sang raksasa Arab Saudi, di ajang Piala Dunia Antarklub 2025 yang baru dan diperluas akhirnya harus terhenti di babak perempatfinal. Kisah indah ‘The Blue Waves’, julukan yang melekat pada klub kaya raya dari Riyadh ini, menemui akhir yang dramatis setelah dikalahkan Fluminense, jawara CONMEBOL, dengan skor tipis 2-1 dalam laga sengit yang berlangsung di Camping World Stadium, Orlando, pada Sabtu dini hari WIB, 5 Juli 2025. Kekalahan ini tidak hanya mengakhiri mimpi Al Hilal untuk melaju lebih jauh di turnamen paling bergengsi antarklub dunia, tetapi juga menutup lembaran petualangan yang penuh kejutan dan mengukir sejarah bagi sepak bola Asia.
Pertandingan perempatfinal antara Al Hilal dan Fluminense diharapkan menjadi salah satu sorotan utama di fase gugur. Kedua tim datang dengan reputasi sebagai juara benua masing-masing, menjanjikan duel taktis yang menarik dan penuh intensitas. Al Hilal, dengan skuad bertabur bintang yang dibentuk dari investasi besar-besaran di Liga Pro Saudi, bertekad untuk membuktikan bahwa mereka bukan sekadar kekuatan regional, melainkan penantang serius di panggung global. Fluminense, di sisi lain, membawa semangat dan teknik khas sepak bola Brasil, dikenal dengan gaya bermain menyerang dan kreativitas individu.
Sejak peluit awal dibunyikan, intensitas laga sudah terasa. Fluminense, yang menunjukkan adaptasi lebih cepat terhadap atmosfer pertandingan, berhasil memecah kebuntuan terlebih dahulu. Gol pembuka bagi wakil Brasil itu dicetak oleh gelandang muda berbakat mereka, Matheus Martinelli, yang berhasil memanfaatkan kelengahan di lini pertahanan Al Hilal dengan tembakan terarah yang menembus jala gawang. Gol tersebut, yang terjadi di pertengahan babak pertama, memberikan momentum psikologis bagi Fluminense dan memaksa Al Hilal untuk bermain lebih agresif dalam mencari gol balasan.
Al Hilal, yang dipimpin oleh gelandang Portugal Ruben Neves sebagai kapten lapangan, berusaha keras untuk menekan dan menciptakan peluang. Mereka mencoba berbagai variasi serangan, dari umpan-umpan pendek yang mengalir hingga penetrasi cepat dari sayap. Namun, solidnya pertahanan Fluminense yang digalang oleh para bek berpengalaman membuat upaya ‘The Blue Waves’ kerap menemui jalan buntu. Hingga babak pertama usai, skor 1-0 tetap bertahan untuk keunggulan Fluminense, meninggalkan tugas berat bagi Simone Inzaghi dan pasukannya di paruh kedua pertandingan.
Memasuki babak kedua, Al Hilal tampil dengan semangat baru dan determinasi tinggi. Mereka meningkatkan tempo permainan dan melancarkan serangan bertubi-tubi untuk mencari gol penyama. Usaha keras mereka akhirnya membuahkan hasil. Penyerang muda menjanjikan, Marcos Leonardo, yang didatangkan Al Hilal pada bursa transfer sebelumnya, menunjukkan insting golnya dengan mencetak gol balasan. Gol Marcos Leonardo membangkitkan kembali harapan di kubu Al Hilal dan para pendukungnya, mengubah dinamika pertandingan menjadi lebih terbuka dan menegangkan.
Namun, kegembiraan Al Hilal tidak bertahan lama. Fluminense, yang tidak ingin kehilangan keunggulan, merespons dengan cepat. Hanya beberapa menit setelah gol penyama kedudukan, Fluminense kembali berhasil mencetak gol melalui tendangan keras Hercules. Gol kedua Fluminense ini menjadi pukulan telak bagi Al Hilal, yang harus kembali tertinggal dalam waktu singkat. Dengan waktu yang semakin menipis, Al Hilal mengerahkan segala upaya untuk mencetak gol penyeimbang kedua. Mereka melakukan beberapa perubahan taktis, memasukkan pemain-pemain dengan orientasi menyerang, dan mencoba memanfaatkan setiap set-piece. Namun, hingga peluit panjang berbunyi, skor 2-1 untuk kemenangan Fluminense tetap tidak berubah, mengakhiri perjalanan inspiratif Al Hilal di turnamen ini.
Kekalahan ini memang pahit, namun tidak mengurangi apresiasi terhadap perjalanan luar biasa yang telah ditorehkan Al Hilal di Piala Dunia Antarklub 2025. Wakil Arab Saudi ini datang ke Orlando sebagai salah satu tim yang paling dinanti, bukan hanya karena kekuatan finansial mereka, tetapi juga karena performa konsisten di level Asia. Sebelum takluk di tangan Fluminense, Al Hilal menunjukkan performa tak terkalahkan sejak fase grup, sebuah pencapaian yang patut diacungi jempol mengingat kualitas lawan-lawan yang mereka hadapi.
Di fase grup, Al Hilal ditempatkan dalam grup yang menantang, bersama raksasa Eropa Real Madrid, wakil Austria RB Salzburg, dan juara CONCACAF Pachuca. Pertandingan pembuka mereka melawan Real Madrid menjadi sorotan utama. Dalam duel yang mempertemukan juara Liga Champions Asia dengan juara Liga Champions Eropa, Al Hilal berhasil menunjukkan ketangguhan luar biasa dengan menahan imbang ‘Los Blancos’ 1-1. Hasil ini adalah bukti nyata bahwa Al Hilal memiliki mental baja dan kemampuan taktis untuk bersaing dengan tim-tim terbaik dunia. Kemudian, mereka melanjutkan performa solid dengan menahan imbang RB Salzburg 0-0, sebuah pertandingan yang menguji ketahanan lini pertahanan mereka. Al Hilal akhirnya memastikan tiket ke fase gugur setelah mengalahkan Pachuca dengan skor meyakinkan 2-0, menunjukkan dominasi mereka atas wakil Meksiko tersebut.
Namun, puncak dari perjalanan heroik Al Hilal terjadi di babak 16 besar, ketika mereka berhadapan dengan salah satu tim terkuat di dunia, Manchester City. Dalam laga yang disebut-sebut sebagai salah satu pertandingan paling mendebarkan dalam sejarah Piala Dunia Antarklub, Al Hilal berhasil menyingkirkan ‘The Citizens’ dengan skor tipis 4-3. Kemenangan ini merupakan sebuah kejutan besar dan menggemparkan jagat sepak bola. Al Hilal menunjukkan efektivitas serangan balik yang mematikan dan disiplin pertahanan yang luar biasa, menghadapi tekanan konstan dari tim asuhan Pep Guardiola. Gol-gol Al Hilal dalam laga tersebut datang dari skema serangan yang terencana dan penyelesaian akhir yang klinis, membuktikan bahwa mereka memiliki kualitas individu yang mampu menyaingi bintang-bintang City. Kemenangan atas Manchester City tidak hanya melambungkan nama Al Hilal, tetapi juga menjadi penanda bangkitnya sepak bola Asia di kancah global.
Pelatih Al Hilal, Simone Inzaghi, angkat bicara soal kekalahan timnya dari Fluminense. Dengan raut wajah yang menunjukkan campuran kebanggaan dan kekecewaan, Inzaghi memuji habis-habisan dedikasi dan performa para pemainnya sepanjang turnamen. "Turnamen ini merupakan tonggak sejarah bagi kami dan bagi sepak bola Arab Saudi," kata Inzaghi usai laga yang dilansir dari ESPN. "Para pemain saya mengerahkan segenap hati mereka di lapangan, tidak ada satu pun yang tidak memberikan segalanya. Kami memainkan lima pertandingan dari 16 pertandingan total di turnamen ini, dan mereka memberikan segalanya di setiap momen. Saya benar-benar tidak bisa menyalahkan mereka atas apa pun."
Inzaghi melanjutkan, "Ini adalah turnamen yang indah, pengalaman yang luar biasa bagi kami semua. Kami menghadapi lawan-lawan yang sangat kuat, belajar banyak, dan menunjukkan kepada dunia bahwa Al Hilal adalah tim yang patut diperhitungkan. Tentu saja, kami sedikit sedih dan kecewa malam ini karena kami memiliki ambisi yang lebih besar dan percaya kami bisa melaju lebih jauh. Namun, kekalahan ini tidak akan menghapus kebanggaan kami atas apa yang telah kami capai." Kata-kata Inzaghi mencerminkan rasa hormat yang mendalam terhadap upaya timnya, yang telah melampaui ekspektasi banyak pihak dan meninggalkan jejak yang tak terlupakan di Piala Dunia Antarklub 2025.
Perjalanan Al Hilal di Piala Dunia Antarklub 2025:
- Fase Grup:
- Real Madrid 1-1 Al Hilal
- RB Salzburg 0-0 Al Hilal
- Al Hilal 2-0 Pachuca
- 16 Besar:
- Manchester City 3-4 Al Hilal
- Perempatfinal:
- Fluminense 2-1 Al Hilal
Meskipun harus pulang lebih awal dari yang diharapkan, Al Hilal telah berhasil mencetak sejarah dan meninggalkan kesan mendalam di edisi pertama Piala Dunia Antarklub dengan format baru yang melibatkan 32 tim. Mereka telah membuktikan bahwa investasi besar di Liga Pro Saudi bukan hanya untuk menarik perhatian, tetapi juga untuk membangun tim yang kompetitif di level tertinggi. Performa mereka melawan Real Madrid dan khususnya kemenangan sensasional atas Manchester City akan menjadi referensi penting bagi klub-klub Asia lainnya. Ini adalah bukti bahwa jurang kualitas antara sepak bola Eropa/Amerika Selatan dan Asia semakin menyempit, membuka peluang bagi lebih banyak tim dari benua lain untuk bersaing di masa depan. Al Hilal mungkin tidak membawa pulang trofi, tetapi mereka pulang dengan kepala tegak, membawa pengalaman berharga, dan inspirasi bagi jutaan penggemar sepak bola di Arab Saudi dan seluruh Asia. Kisah mereka di Orlando akan dikenang sebagai babak penting dalam sejarah klub dan sepak bola regional.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4320504/original/056527800_1676081457-Latihan_Real_Madrid_Jelang_vs_Al_Hilal_di_Final_Piala_Dunia_Antarklub-AP__8_.jpg)