
Pertandingan perempatfinal yang sangat dinanti antara Paris Saint-Germain dan Bayern Munich di Piala Dunia Antarklub 2025 berlangsung di Mercedes-Benz Stadium, Atlanta, Sabtu (5/7/2026), menyajikan tontonan sepak bola kelas atas yang penuh drama dan intensitas. Kedua raksasa Eropa ini berduel memperebutkan satu tempat di semifinal, dan hasilnya adalah kemenangan 2-0 yang mengejutkan bagi Les Parisiens, yang berhasil mengatasi tantangan Bayern serta bermain dengan sembilan pemain di menit-menit akhir pertandingan.
Sejak peluit awal dibunyikan, baik PSG maupun Bayern Munich langsung menunjukkan niat menyerang mereka, menciptakan tempo permainan yang cepat dan menarik. Para penggemar di Atlanta disuguhi duel taktis yang ketat, di mana kedua tim berusaha mendominasi lini tengah dan menciptakan peluang. Meskipun demikian, tekanan yang dilancarkan oleh Les Parisiens, julukan untuk PSG, tampak sedikit lebih berbahaya dan terorganisir di awal babak pertama.
Peluang emas pertama datang untuk PSG pada menit ke-19 melalui kaki lincah Kvicha Kvaratskhelia. Berawal dari penetrasi brilian Achraf Hakimi di sisi kanan lapangan, bek sayap Maroko itu mengirimkan umpan tarik yang akurat ke tiang jauh. Kvaratskhelia, yang dikenal dengan kelincahan dan kemampuan finishingnya, sedikit terlambat dalam menyambar bola. Sontekannya hanya mampu menerpa jala samping gawang yang dikawal oleh kiper legendaris Bayern, Manuel Neuer, membuat para pendukung PSG menghela napas kecewa.
Tak lama berselang, PSG kembali memiliki kesempatan untuk memecah kebuntuan. Kali ini, Fabian Ruiz berada dalam posisi bebas di dalam kotak penalti setelah menerima umpan tarik dari sisi kiri. Namun, gelandang Spanyol itu gagal mengkonversi peluang tersebut; tembakannya melambung tinggi di atas mistar gawang, menyia-nyiakan kerja keras rekan-rekannya dalam membangun serangan.
Bayern Munich tidak tinggal diam merespon tekanan yang diberikan PSG. Die Roten mulai menemukan ritme permainan mereka, dengan Michael Olise menjadi motor serangan di sisi kiri. Olise menunjukkan kelasnya dengan melakukan tusukan tajam ke dalam kotak penalti sebelum melepaskan sepakan keras yang mengarah ke gawang. Namun, Gianluigi Donnarumma, kiper andalan PSG, tampil gemilang dengan refleks luar biasa, berhasil menepis tembakan keras Olise dan menjaga gawangnya tetap perawan.
Pada menit ke-31, giliran Manuel Neuer yang beraksi dengan penyelamatan krusial. Kvaratskhelia kembali mengancam, berhasil menusuk hingga ke depan gawang Bayern dan melepaskan tembakan. Namun, Neuer dengan sigap merespons, membendung tembakan tersebut dan menunjukkan mengapa ia masih dianggap sebagai salah satu kiper terbaik dunia.
Drama sempat terjadi di penghujung babak pertama ketika Bayern Munich berhasil mencetak gol melalui Dayot Upamecano. Bek tengah itu berhasil menyambut umpan silang dan menyundul bola masuk ke gawang PSG. Namun, kegembiraan para pemain dan staf Bayern tidak berlangsung lama karena gol tersebut dianulir setelah wasit memutuskan bahwa Upamecano berada dalam posisi offside. Keputusan ini semakin memanaskan suasana pertandingan yang sudah berlangsung sengit.
Sesaat sebelum babak pertama tuntas, Bayern harus menerima pukulan telak. Gelandang muda andalan mereka, Jamal Musiala, mengalami cedera horor usai bertabrakan dengan Gianluigi Donnarumma. Musiala tampak kesakitan dan tidak dapat melanjutkan pertandingan, memaksanya ditarik keluar lapangan. Insiden ini menjadi kekhawatiran besar bagi Bayern, mengingat peran vital Musiala dalam kreativitas serangan mereka. Babak pertama berakhir dengan skor kacamata, 0-0, sebuah cerminan dari intensitas dan ketatnya pertahanan kedua tim.
Memasuki babak kedua, PSG langsung menggebrak dengan niat untuk memecah kebuntuan. Bradley Barcola mendapatkan kesempatan emas di awal paruh kedua. Namun, lagi-lagi Manuel Neuer tampil gemilang. Dengan refleks luar biasa, ia terbang menepis tembakan Barcola dari jarak dekat, sekali lagi menggagalkan upaya PSG untuk unggul.
Pada menit ke-64, giliran Bayern yang membuang peluang emas. Michael Olise, yang terus menjadi ancaman, melepaskan tembakan dari sisi kanan kotak penalti yang berhasil melewati Donnarumma. Namun, keberuntungan belum berpihak pada Bayern; bola masih melambung tipis di atas mistar gawang PSG, membuat para pendukung Die Roten menghela napas.
Momen krusial lain terjadi ketika Manuel Neuer melakukan blunder fatal. Umpannya yang kurang cermat justru mengenai badan Kvaratskhelia, menciptakan bola liar di area berbahaya. Neuer mencoba menebus kesalahannya dengan melakukan tekel untuk mengamankan kembali bola, namun bola liar justru jatuh ke kaki Ousmane Dembele. Die Roten beruntung karena tembakan Dembele melebar tipis dari gawang yang sudah kosong, menyelamatkan mereka dari kebobolan.
Kebuntuan di laga ini akhirnya pecah pada menit ke-79 melalui gol indah dari gelandang muda PSG, Desire Doue. Gol ini berawal dari serangan balik cepat PSG setelah berhasil merebut bola dari penguasaan Harry Kane di lini tengah. Bola bergerak cepat ke kaki Doue di luar kotak penalti. Dengan ketenangan yang luar biasa untuk usianya, Doue melepaskan tembakan mendatar yang akurat. Manuel Neuer, yang sempat terpeleset saat mencoba bereaksi, tak berdaya melihat bola meluncur deras ke dalam gawangnya. Skor berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan PSG, memicu ledakan kegembiraan dari bangku cadangan dan para pendukung mereka.
Namun, euforia PSG tak berlangsung lama. Pada menit ke-82, mereka harus bermain dengan 10 pemain setelah Willian Pacho diganjar kartu merah langsung. Bek PSG itu melakukan tekel keras dengan kaki terangkat ke arah pergelangan kaki Leon Goretzka. Wasit tanpa ragu mengeluarkan kartu merah, sebuah keputusan yang sangat merugikan PSG di sisa pertandingan.
Unggul jumlah pemain, Bayern Munich langsung mengurung lini pertahanan PSG, memburu gol penyama kedudukan. Tekanan mereka semakin gencar, dengan serangan bertubi-tubi ke area penalti PSG. Harry Kane sempat mencetak gol melalui sundulan kepala yang kuat. Namun, seperti halnya gol Upamecano di babak pertama, gol Kane juga dianulir karena offside, menambah frustrasi bagi tim Jerman.
Secara luar biasa, di tengah tekanan hebat dan bermain dengan 10 pemain, PSG kembali harus kehilangan pemain. Lucas Hernandez, bek serbaguna PSG, diusir wasit karena menyikut Raphael Guerreiro. Keputusan ini membuat PSG harus melanjutkan pertandingan dengan hanya sembilan pemain di lapangan, sebuah situasi yang sangat tidak menguntungkan di fase krusial pertandingan perempatfinal Piala Dunia Antarklub.
Ironisnya, justru dalam kondisi yang paling sulit ini, PSG menunjukkan semangat juang dan determinasi yang luar biasa. Bermain dengan sembilan pemain, mereka justru berhasil menambah gol di menit 90+5, di masa tambahan waktu. Gol kedua ini datang dari serangan balik kilat. Umpan tarik presisi dari sisi kanan berhasil disambar oleh Ousmane Dembele. Tembakan Dembele yang dingin dan akurat tak terbendung oleh Neuer, mengunci kemenangan 2-0 untuk Paris Saint-Germain.
Kemenangan 2-0 ini menjadi salah satu hasil paling dramatis di turnamen ini, sekaligus menegaskan kekuatan mental dan ketahanan PSG. Meskipun harus menghadapi dua kartu merah dan bermain dengan sembilan pemain di menit-menit krusial, Les Parisiens berhasil mempertahankan keunggulan dan bahkan menambah gol, menunjukkan karakter juara sejati. Bayern Munich, di sisi lain, akan merenungkan peluang-peluang yang terbuang dan gol-gol yang dianulir, yang pada akhirnya menggagalkan ambisi mereka di turnamen ini.
Dengan hasil ini, Paris Saint-Germain secara heroik memastikan tempat mereka di babak semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. Mereka akan menghadapi tantangan berikutnya dengan kepercayaan diri yang melambung tinggi, membuktikan bahwa mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan di panggung sepak bola dunia. Kemenangan ini bukan hanya sekadar tiket ke semifinal, tetapi juga pernyataan kuat tentang ambisi dan kualitas skuad PSG di bawah tekanan tertinggi.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4947407/original/047335700_1726709786-20240919-PSG_vs_Girona-AFP_1.jpg)