
Real Madrid berhasil melaju ke semifinal Piala Dunia Antarklub 2025 setelah melewati laga perempatfinal yang mendebarkan melawan Borussia Dortmund di MetLife Stadium, East Rutherford, pada Minggu pagi WIB (6/7/2025). Unggul cepat 2-0 dalam 20 menit pertama, Los Blancos justru harus bertarung mati-matian hingga detik terakhir, dengan Thibaut Courtois tampil sebagai pahlawan penyelamat yang krusial.
Piala Dunia Antarklub 2025, dengan format barunya yang lebih masif dan melibatkan 32 tim dari berbagai konfederasi, memang menjanjikan tontonan yang lebih sengit dan kompetitif. Real Madrid, sebagai salah satu raksasa Eropa dan pemegang rekor juara Liga Champions terbanyak, tentu datang dengan ekspektasi tinggi untuk menaklukkan turnamen perdana dengan format baru ini. Namun, Borussia Dortmund, meskipun kerap dianggap sebagai tim kuda hitam, dikenal memiliki kecepatan, determinasi, dan kemampuan serangan balik yang mematikan, menjadikannya lawan yang tidak bisa diremehkan. Pertandingan ini juga menjadi salah satu sorotan utama karena mempertemukan dua gaya bermain yang kontras, di hadapan puluhan ribu penonton yang memadati MetLife Stadium di Amerika Serikat, negara tuan rumah turnamen edisi ini. Suasana di stadion terasa begitu hidup, dengan gemuruh sorak sorai pendukung kedua tim yang menciptakan atmosfer layaknya final.
Sejak peluit kick-off dibunyikan, Real Madrid langsung menunjukkan dominasi mereka. Luka Modric, sang maestro lini tengah, menginisiasi serangan dengan umpan-umpan visioner yang membelah pertahanan Dortmund. Tak butuh waktu lama bagi Los Blancos untuk memecah kebuntuan. Pada menit ke-12, Jude Bellingham, yang selalu menjadi ancaman di lini kedua, berhasil menyambar umpan silang akurat dari sisi kanan dan menaklukkan kiper Dortmund, Gregor Kobel, dengan tembakan mendatar yang terarah. Gol cepat ini memberikan suntikan kepercayaan diri bagi Madrid.
Hanya berselang delapan menit kemudian, Real Madrid menggandakan keunggulan mereka. Vinicius Junior, dengan kecepatan dan dribelnya yang memukau, berhasil menusuk ke kotak penalti dari sisi kiri, mengecoh dua bek lawan, sebelum melepaskan tembakan melengkung yang indah ke pojok atas gawang. Skor 2-0 di menit ke-20 seolah memberikan indikasi bahwa pertandingan akan berjalan mulus bagi anak asuh Carlo Ancelotti. Para pemain Real Madrid tampak begitu nyaman menguasai bola dan mengatur tempo, sementara Dortmund kesulitan menemukan ritme permainan mereka di tengah tekanan Los Blancos. Beberapa peluang tambahan sempat tercipta, namun solidnya pertahanan Dortmund, ditambah dengan beberapa penyelamatan penting dari Kobel, mencegah Madrid untuk memperlebar jarak lebih jauh sebelum jeda babak pertama.
Memasuki babak kedua, Dortmund yang tertinggal dua gol mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Edin Terzic, pelatih Dortmund, melakukan beberapa perubahan taktis dan memasukkan pemain dengan energi lebih besar di lini tengah dan depan. Mereka mulai bermain lebih agresif, menekan tinggi, dan memanfaatkan setiap celah yang ada di pertahanan Madrid. Real Madrid, di sisi lain, tampak sedikit mengendurkan tempo dan mencoba bermain lebih aman dengan menguasai bola. Namun, seperti yang diungkapkan Thibaut Courtois kemudian, mereka kurang sabar dalam mengalirkan bola dari sisi ke sisi, cenderung bermain terlalu langsung ke depan, yang justru sering mengakibatkan kehilangan bola di area berbahaya. Hal ini membuka kesempatan bagi Dortmund untuk melancarkan serangan balik cepat yang menjadi ciri khas mereka.
Tensi pertandingan meningkat drastis di 15 menit terakhir. Dortmund semakin gencar melancarkan serangan, dan pertahanan Real Madrid mulai goyah. Federico Valverde dan Eduardo Camavinga bekerja keras di lini tengah untuk memutus serangan lawan, namun kecepatan sayap Dortmund dan pergerakan cerdas para penyerang mereka mulai sulit dibendung.
Namun, drama sesungguhnya baru dimulai di menit-menit akhir pertandingan. Ketika jam menunjukkan menit ke-92, publik MetLife Stadium dibuat terhenyak. Maximilian Beier, penyerang muda Dortmund yang masuk sebagai pemain pengganti, berhasil memperkecil ketertinggalan Dortmund. Menerima umpan terobosan di sisi kanan kotak penalti, Beier melepaskan tembakan keras yang gagal diantisipasi Courtois. Skor berubah menjadi 2-1, dan asa Dortmund kembali menyala.
Namun, Real Madrid tidak tinggal diam. Hanya semenit berselang, pada menit ke-94, Kylian Mbappe, yang baru masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua, menunjukkan kelasnya. Dalam sebuah serangan balik cepat, Mbappe menerima umpan terobosan dari Rodrygo, berlari mendahului bek lawan, dan dengan tenang menceploskan bola ke gawang Kobel. Gol ini seolah menjadi napas lega bagi Madrid, mengembalikan keunggulan dua gol menjadi 3-1, dan diperkirakan akan mengakhiri drama.
Namun, euforia Madrid tak berlangsung lama. Hanya semenit berselang, petaka menimpa Los Blancos. Dean Huijsen, bek muda yang tampil cukup solid sepanjang pertandingan, diganjar kartu merah langsung setelah menjatuhkan Karim Adeyemi di dalam kotak penalti. Keputusan wasit ini memicu protes dari para pemain Madrid, namun wasit bergeming setelah meninjau VAR. Dortmund mendapatkan hadiah penalti, dan Real Madrid harus bermain dengan 10 orang di sisa waktu injury time yang panjang.
Serhou Guirassy, striker andalan Dortmund, maju sebagai eksekutor. Dengan tenang, ia melesakkan bola ke sudut gawang, membuat Courtois tak berdaya. Skor kembali menipis menjadi 3-2. Detik-detik terakhir pertandingan berubah menjadi episode horor bagi para pendukung Real Madrid. Dortmund, dengan semangat membara dan keunggulan jumlah pemain, terus menekan habis-habisan, mencari gol penyama kedudukan.
Di tengah tekanan luar biasa itu, momen penentu pun tiba. Marcel Sabitzer, gelandang Dortmund, berhasil mendapatkan ruang tembak di dalam kotak penalti. Dengan tendangan keras mendatar, ia melepaskan tembakan yang tampaknya akan menembus gawang Madrid, dan hampir seluruh penonton di MetLife Stadium sudah bersiap melihat bola masuk. Namun, Thibaut Courtois, sang penjaga gawang jangkung asal Belgia, sekali lagi membuktikan statusnya sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Dengan refleks luar biasa dan jangkauan tangannya yang panjang, ia berhasil menjatuhkan diri dan menepis bola keluar. Penyelamatan heroik ini secara harfiah menyelamatkan Real Madrid dari babak tambahan dan kemungkinan kekalahan yang memalukan. Beberapa detik kemudian, peluit panjang dibunyikan, menandai kemenangan dramatis Real Madrid 3-2.
Dalam wawancara pasca-pertandingan dengan DAZN, Courtois tak menyembunyikan kelegaan dan adrenalin yang masih memuncak. "Kadang Anda butuh keajaiban. Saya tak berpikir itu akan terjadi saat skornya 2-0. Pertandingannya menggila dan Anda harus fokus sampai detik terakhir," kata Courtois. Ia mengakui betapa krusialnya penyelamatan terakhirnya. "Saat saya melihat Sabitzer menembak, dalam hati saya bilang bahwa saya harus menghentikannya dan syukurlah itu berhasil," katanya, sembari menarik napas lega.
Courtois juga membandingkan penyelamatan itu dengan momen-momen ikonik dalam kariernya. "Agak mirip dengan penyelamatan atas tendangan Mane di final Liga Champions, juga saat lawan Arsenal di 2018. Momen-momen yang indah," kenangnya. "Di kedudukan 3-2, membuat penyelamatan itu…kalau kami ke final dan juara, itu akan masuk lima besar penyelamatan terbaik saya. Penting dan indah." Pernyataan ini menunjukkan betapa besar makna penyelamatan tersebut baginya, mengingat tekanan dan potensi konsekuensi jika gol itu terjadi.
Courtois sendiri memberikan analisis jujur mengenai penampilan timnya. "Kami kurang lebih bisa mengontrol pertandingannya. Di babak kedua, kami perlu bermain cenderung memindahkan bola dari sisi ke sisi, yang mana itu keinginan pelatih," jelasnya. "Tapi kami bermain terlalu langsung ke depan. Anda kehilangan bola dan mereka bermain cepat, dan lebih baik memainkan penguasaan bola dalam cuaca panas ini. Di situlah mungkin kami tidak bisa ‘mematikan’ pertandingan." Analisis Courtois ini menyoroti kurangnya kesabaran dan efisiensi dalam fase penguasaan bola Madrid di babak kedua, yang hampir berakibat fatal. Cuaca panas di East Rutherford juga disebutnya sebagai faktor yang mempengaruhi performa dan pengambilan keputusan pemain.
Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid, meskipun merasa lega, diyakini akan menggunakan pertandingan ini sebagai bahan evaluasi serius. Ia kemungkinan akan menekankan pentingnya menjaga konsentrasi penuh selama 90 menit penuh, serta disiplin taktis dalam mengelola keunggulan. "Kami harus belajar dari ini. Anda tidak bisa lengah di level ini," mungkin demikian pesan Ancelotti kepada para pemainnya di ruang ganti. "Thibaut menyelamatkan kami, dan itu menunjukkan betapa pentingnya dia. Tapi kami harus memastikan kami tidak menempatkan diri kami dalam situasi seperti itu lagi."
Di kubu Borussia Dortmund, meskipun harus menerima kekalahan, ada kebanggaan atas semangat juang yang ditunjukkan, terutama di menit-menit akhir. Edin Terzic dan para pemainnya menunjukkan bahwa mereka mampu memberikan perlawanan sengit bahkan kepada tim sekelas Real Madrid. "Kami kecewa dengan hasilnya, tentu saja, tetapi saya bangga dengan cara kami berjuang kembali," kata Terzic dalam konferensi persnya. "Kami menunjukkan karakter yang luar biasa. Sayangnya, itu tidak cukup hari ini, tapi kami belajar banyak dan akan kembali lebih kuat."
Kemenangan dramatis ini, meskipun pahit di akhir, menunjukkan karakter juara Real Madrid dan betapa pentingnya memiliki pemain kelas dunia seperti Thibaut Courtois di bawah mistar gawang. Ini adalah pengingat penting bahwa tidak ada pertandingan mudah di level tertinggi, dan setiap lengah bisa berujung pada malapetaka. Bagi Real Madrid, ini adalah pelajaran berharga di awal turnamen besar ini, menunjukkan bahwa mereka harus lebih klinis dan disiplin jika ingin meraih trofi Piala Dunia Antarklub perdana dengan format baru ini.
Dengan tiket semifinal di tangan, Real Madrid kini akan mempersiapkan diri menghadapi tantangan berikutnya, dengan harapan dapat menampilkan performa yang lebih konsisten dan meyakinkan. Laga ini akan dikenang sebagai salah satu duel paling mendebarkan di Piala Dunia Antarklub 2025, berkat drama yang disajikan dan tentu saja, aksi heroik seorang Thibaut Courtois.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2724729/original/082795600_1549770298-000_1D85R5.jpg)