
Pertarungan di perempat final Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 akan mempertemukan dua raksasa Eropa dengan sejarah dan ambisi yang berbeda. Di satu sisi, Real Madrid, tim tersukses di kancah Eropa dengan koleksi trofi Liga Champions yang tak tertandingi, hadir sebagai favorit mutlak. Di sisi lain, Borussia Dortmund, representasi sepak bola Jerman dengan gaya menyerang yang khas, siap memberikan kejutan. Namun, di antara segala taktik dan strategi, satu nama mencuat sebagai momok yang paling harus diwaspadai Real Madrid: Serhou Guirassy. Striker berpaspor Guinea ini sedang berada dalam kondisi puncak performa, siap mengukir sejarah dan menjegal langkah raksasa Spanyol tersebut.
Musim 2024-2025 telah menjadi panggung bagi kebangkitan fenomenal Serhou Guirassy. Dengan catatan 37 gol dalam 49 pertandingan di semua kompetisi, ia bukan hanya sekadar produktif, melainkan sebuah mesin gol yang konsisten dan tak terbendung. Angka-angka ini menjadi lebih mengesankan mengingat perannya sebagai ujung tombak utama tim yang berlaga di level kompetisi tertinggi Eropa. Terlebih, 13 gol di Liga Champions telah menobatkannya sebagai top skor di ajang paling bergengsi tersebut, mengungguli nama-nama besar seperti Kylian Mbappé, Erling Haaland, atau Robert Lewandowski. Prestasi ini bukan kebetulan; itu adalah buah dari kerja keras, naluri gol yang tajam, dan adaptasi sempurna dengan sistem permainan Borussia Dortmund.
Ketajaman Guirassy tidak berhenti di kompetisi domestik dan Eropa. Di panggung Piala Dunia Antarklub yang diselenggarakan di Amerika Serikat, ia langsung menunjukkan kelasnya. Tiga gol telah ia lesakkan dalam turnamen ini, termasuk brace krusial ke gawang Monterrey di babak 16 besar. Gol-gol tersebut menegaskan bahwa Guirassy mampu beradaptasi dengan cepat di lingkungan baru, menghadapi lawan-lawan dari berbagai benua, dan tetap mempertahankan fokusnya untuk menjebol jaring lawan. Dalam 10 pertandingan terakhir yang ia mainkan bersama Dortmund sejak April, penyerang berusia 28 tahun ini telah mencetak 12 gol, sebuah statistik yang menunjukkan konsistensi luar biasa dan peningkatan performa yang signifikan menjelang fase krusial musim ini. Ini bukan hanya sekadar ledakan sesaat; ini adalah tren yang mengkhawatirkan bagi setiap lini pertahanan lawan.
Menjelang duel krusial melawan Real Madrid, Guirassy menyuarakan keyakinannya, namun tetap realistis. "Ini akan menjadi laga yang sulit, namun kami siap," ujarnya, seperti dikutip oleh Marca. Pernyataan ini menunjukkan kedewasaan dan mentalitas seorang pemain yang memahami tantangan di depannya, namun tidak gentar menghadapinya. Apa yang membuat Guirassy begitu istimewa, selain statistiknya yang mencengangkan? Jawabannya terletak pada perjalanan kariernya yang tidak biasa dan filosofi pribadinya terhadap seni mencetak gol.
Siapa sangka, di balik naluri predator golnya saat ini, Guirassy justru mengawali karier sepak bolanya di posisi yang sama sekali berbeda: bek tengah. Sebuah fakta yang cukup mengejutkan, mengingat posisi tersebut menuntut disiplin defensif dan jarang sekali melahirkan seorang penyerang haus gol. "Saya tidak terlahir sebagai pencetak gol, saya berproses untuk sampai sana. Saat saya memulai, saya bermain sebagai bek tengah. Saya baru mulai bermain sebagai pemain nomor 9 saat berusia sekitar 12 tahun," jelas Guirassy. Transisi ini bukan hanya menunjukkan fleksibilitas luar biasa dari sang pemain, tetapi juga pemahaman mendalamnya terhadap pertahanan, yang mungkin menjadi salah satu rahasia di balik kemampuannya dalam menemukan celah dan mengecoh lawan. Pengalaman sebagai bek tengah memberinya perspektif unik tentang bagaimana seorang bek berpikir dan bergerak, sebuah keuntungan tak ternilai saat ia berhadapan dengan barisan pertahanan lawan.
Perpindahan posisi di usia 12 tahun menjadi titik balik dalam kariernya. Sejak saat itu, ia mulai mengasah naluri penyerangnya, sebuah proses yang membutuhkan dedikasi dan latihan tanpa henti. Dan kini, ia telah mencapai puncaknya. Apa yang mendorongnya? Ada semacam "adiksi" terhadap gol yang ia rasakan. "Saya suka suara (bola mengenai) jaring gawang. Saat saya mencetak gol, saya merasakan adrenalin yang memuncak. Itu sesuatu yang membuat Anda terpikat. Begitu Anda mencobanya, Anda ingin melakukannya lagi dan lagi," ungkapnya dengan antusiasme. Ini adalah pengakuan tulus dari seorang striker yang benar-benar jatuh cinta pada sensasi mencetak gol, pada momen ledakan emosi yang menyertainya. Perasaan euforia ini menjadi bahan bakar yang mendorongnya untuk terus mencari gol di setiap kesempatan.
Mentalitas inilah yang membedakan Guirassy dari banyak penyerang lainnya. Baginya, mencetak gol bukan hanya tugas, melainkan sebuah kebutuhan. "Saya memiliki tujuan mencetak gol di setiap laga. Terkadang saya melihat pemain yang tak mencetak gol selama tiga bulan, setahun… Saya tak tahu bagaimana saya bisa hidup seperti itu. Saat saya tak mencetak gol selama 3-4 laga, saya tak merasa baik-baik saja," jelasnya dengan lugas. Pernyataan ini menggambarkan tingkat tekanan pribadi yang ia bebankan pada dirinya sendiri, sebuah tekanan yang justru ia ubah menjadi motivasi. Rasa tidak nyaman saat paceklik gol mendorongnya untuk bekerja lebih keras, mencari peluang, dan memastikan bahwa ia selalu berada di posisi yang tepat untuk menuntaskan serangan. Ini adalah mentalitas seorang pemenang, seorang predator sejati yang selalu lapar akan gol.
Bagi Borussia Dortmund, kehadiran Guirassy adalah anugerah. Ia bukan hanya sekadar penyelesai akhir, tetapi juga titik fokus serangan tim. Dengan kemampuannya menahan bola, mencari ruang di kotak penalti, dan ketajaman dalam menuntaskan peluang, ia menjadi elemen vital dalam strategi pelatih Edin Terzic. Dortmund sendiri, setelah perjalanan yang impresif di Liga Champions musim sebelumnya dan performa solid di Piala Dunia Antarklub, menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang kohesif dan memiliki kualitas individu yang mumpuni. Kemenangan atas Monterrey di babak sebelumnya, di mana Guirassy berperan besar, menjadi bukti bahwa mereka siap bersaing di level tertinggi.
Namun, tantangan yang akan dihadapi Dortmund dan Guirassy adalah Real Madrid. Tim asuhan Carlo Ancelotti ini dikenal dengan soliditas pertahanannya, lini tengah yang kreatif, dan daya serang yang mematikan. Real Madrid memiliki barisan bek kelas dunia yang berpengalaman dalam menghadapi penyerang-penyerang top Eropa. Mereka akan menganalisis setiap gerakan Guirassy, mencoba memutus suplai bola kepadanya, dan menutup ruang gerak di area berbahaya. Pertanyaannya adalah, mampukah pertahanan tangguh Real Madrid membendung momentum dan naluri haus gol dari seorang Serhou Guirassy yang sedang on-fire?
Pertandingan ini akan menjadi ajang pembuktian bagi Guirassy di panggung yang lebih besar. Piala Dunia Antarklub 2025 dengan format barunya menjanjikan lebih banyak intrik dan persaingan ketat. Bermain di MetLife Stadium, East Rutherford, sebuah arena megah di Amerika Serikat, menambah kemegahan laga ini. Atmosfer yang akan tercipta pastinya akan memompa adrenalin para pemain, termasuk Guirassy, yang sangat menyukai tekanan dan sensasi pertandingan besar.
Laga yang akan digelar pada Minggu, 6 Juli, pukul 03.00 WIB ini bukan hanya sekadar perebutan tiket ke semifinal. Ini adalah duel antara pengalaman dan momentum, antara tradisi dan ambisi baru. Bagi Real Madrid, kemenangan adalah harga mati untuk menjaga reputasi mereka sebagai raja kompetisi. Bagi Borussia Dortmund, ini adalah kesempatan emas untuk mencetak sejarah dan menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan yang patut diperhitungkan di kancah global. Dan di tengah semua itu, tatapan akan tertuju pada Serhou Guirassy. Mampukah ia menjebol gawang El Real, melanjutkan rentetan golnya, dan membawa Die Borussen melangkah lebih jauh di Piala Dunia Antarklub? Pertanyaan ini akan terjawab di lapangan hijau, di mana naluri predator Guirassy akan diuji melawan tembok pertahanan terkuat Eropa.
