Strategi Komite Olimpiade Indonesia dalam Penunjukan Tiga Chef de Mission untuk Multievent 2025: Perpaduan Pengalaman dan Visi Baru.

Strategi Komite Olimpiade Indonesia dalam Penunjukan Tiga Chef de Mission untuk Multievent 2025: Perpaduan Pengalaman dan Visi Baru.

Komite Olimpiade Indonesia (KOI), melalui Ketua Umumnya, Raja Sapta Oktohari, telah mengambil langkah strategis yang signifikan dalam mempersiapkan kontingen Indonesia menghadapi tiga ajang multievent internasional terbesar pada tahun 2025. Pengumuman ini, yang disampaikan dalam Rapat Anggota Luar Biasa KOI di kantornya di kawasan Sudirman pada Rabu, 16 Juli 2025, menyoroti pendekatan cermat KOI dalam memilih sosok Chef de Mission (CdM) atau Ketua Kontingen, yang memiliki latar belakang beragam mulai dari mantan atlet, eksekutif olahraga, hingga pengusaha transportasi. Keputusan ini menunjukkan komitmen KOI untuk memastikan kesiapan maksimal Tim Indonesia di panggung olahraga global, sekaligus mengoptimalkan potensi kepemimpinan dari berbagai sektor.

Tiga ajang multievent yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2025 adalah Asian Youth Games di Manama, Bahrain (22-31 Oktober), Islamic Solidarity Games di Riyadh, Arab Saudi (7-21 November), dan SEA Games di Thailand (9-20 Desember). Masing-masing ajang memiliki karakteristik dan tingkat kompetisi yang berbeda, menuntut strategi dan kepemimpinan yang disesuaikan. Untuk itu, KOI menunjuk tiga nama yang dinilai paling tepat untuk memimpin kontingen di setiap ajang: Endri Erawan untuk Asian Youth Games, Akbar Nasution untuk Islamic Solidarity Games, dan Bayu Priawan Djokosoetono sebagai kepala kontingen Indonesia di SEA Games.

Raja Sapta Oktohari menjelaskan filosofi di balik pemilihan ketiga sosok tersebut. Untuk ajang seperti Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games, KOI cenderung memilih individu dari internal organisasi. "Kalau untuk Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games seperti biasa kami ambil dari internal KOI makanya kami ambil dari Komite Eksekutif," terang Oktohari. Pendekatan ini bertujuan untuk memanfaatkan pemahaman mendalam tentang struktur dan dinamika organisasi olahraga internasional yang dimiliki oleh anggota internal KOI. Ini juga memastikan kesinambungan dan efisiensi dalam koordinasi antara Komite Eksekutif dan tim CdM.

Sebaliknya, untuk multievent yang lebih besar dan prestisius seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade, KOI memilih untuk melibatkan figur dari federasi olahraga (cabang olahraga/cabor) atau individu yang memiliki koneksi kuat dengan dunia olahraga nasional. "Tetapi multievent seperti SEA Games, maupun Asian Games, dan Olimpiade kami ambil dari cabor. Dan karena cabor ini juga unggulan baru jadi sekalian Mas Bayu jadi CdM di SEA Games Thailand 2025," imbuhnya. Strategi ini dirancang untuk membawa perspektif segar, energi baru, dan koneksi langsung dengan ekosistem olahraga yang lebih luas, terutama dari cabor-cabor yang sedang berkembang atau memiliki potensi besar. Penunjukan dari cabor juga diharapkan dapat memperkuat sinergi antara KOI dan federasi olahraga, memastikan bahwa kebutuhan spesifik atlet dari berbagai disiplin dapat terakomodasi dengan baik.

Oktohari menyatakan keyakinannya penuh terhadap kemampuan ketiga CdM yang ditunjuk, meskipun beberapa di antaranya mungkin memiliki jabatan baru di KOI, namun mereka bukanlah wajah baru di dunia olahraga. "Saya dengan Mas Bayu ini bukan sehari dua hari (kenal) tapi bertahun-tahun. Sama seperti Endri dan Akbar, ini orang-orang yang memang mungkin jabatannya baru tapi ini wajah lama," tuturnya. Keyakinan ini didasarkan pada rekam jejak dan pengalaman panjang mereka di berbagai lini olahraga nasional.

Mari kita telaah lebih dalam profil masing-masing CdM dan alasan di balik penunjukan mereka.

Endri Erawan: Pengalaman Manajerial untuk Pengembangan Atlet Muda di Asian Youth Games
Endri Erawan, yang ditunjuk sebagai CdM untuk Asian Youth Games di Bahrain, adalah anggota Komite Eksekutif KOI. Namanya sangat dikenal di dunia sepak bola Indonesia, di mana ia pernah menjabat sebagai Manajer Timnas Indonesia, Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB), dan CEO Mitra Kukar. Latar belakangnya yang kaya di dunia sepak bola, terutama dalam manajemen tim dan operasional liga, membekalinya dengan kemampuan manajerial yang sangat dibutuhkan. Asian Youth Games adalah ajang penting untuk pengembangan atlet muda, di mana fokus tidak hanya pada perolehan medali tetapi juga pada pembinaan karakter, adaptasi internasional, dan transisi ke level senior. Pengalaman Endri dalam mengelola tim sepak bola yang kompleks dan bertekanan tinggi akan sangat berharga dalam memastikan para atlet muda mendapatkan dukungan terbaik, baik secara logistik maupun mental, untuk tampil optimal di panggung internasional pertama mereka. Kemampuannya dalam mengelola tim yang beragam, menangani dinamika internal, dan berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan akan menjadi aset kunci bagi kontingen Indonesia di Manama.

Akbar Nasution: Perspektif Atlet untuk Solidaritas Islam di Islamic Solidarity Games
Untuk Islamic Solidarity Games (ISG) di Riyadh, KOI menunjuk Akbar Nasution. Akbar adalah anggota Komisi Atlet KOI dan merupakan mantan perenang nasional Indonesia yang berprestasi, sekaligus seorang Olimpian yang mewakili Indonesia di Olimpiade Sydney 2000. Di ajang SEA Games, ia telah mengoleksi enam medali, menunjukkan dedikasi dan prestasinya di level regional. Penunjukan Akbar membawa perspektif unik dari seorang mantan atlet profesional. Ia memahami secara langsung kebutuhan, tantangan, dan tekanan yang dihadapi para atlet. Pengalamannya sebagai Olimpian juga memberinya pemahaman tentang standar kompetisi tertinggi dan pentingnya persiapan mental. Dalam konteks ISG, di mana nilai-nilai solidaritas dan persaudaraan antarnegara Muslim juga ditekankan, kehadiran seorang CdM dengan latar belakang atlet yang kuat dan pemahaman budaya yang relevan akan sangat membantu dalam menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung bagi para atlet. Kemampuannya untuk berempati dan berkomunikasi efektif dengan atlet akan menjadi fondasi keberhasilan kontingen di Arab Saudi.

Bayu Priawan Djokosoetono: Visi Pengusaha dan Pemimpin Cabor untuk Prestasi di SEA Games
Penunjukan Bayu Priawan Djokosoetono sebagai CdM untuk SEA Games di Thailand adalah keputusan yang menarik dan menunjukkan diversifikasi kepemimpinan KOI. Bayu dikenal luas sebagai seorang pengusaha sukses di sektor transportasi, memimpin salah satu perusahaan taksi terkemuka di Indonesia. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Olahraga Tarik Tambang Indonesia (POTTI), sebuah cabang olahraga yang relatif baru namun menunjukkan potensi besar. Pemilihan Bayu untuk SEA Games, ajang yang sangat kompetitif dan penting bagi kebanggaan nasional di Asia Tenggara, didasarkan pada kemampuannya dalam kepemimpinan strategis, manajemen sumber daya, dan jaringan yang luas sebagai seorang pengusaha. Kemampuan ini akan sangat krusial dalam mengelola kontingen besar yang terdiri dari ratusan atlet dan ofisial, memastikan efisiensi operasional, dan menangani berbagai masalah yang mungkin timbul di lapangan. Sebagai ketua cabor yang "unggulan baru", ia juga membawa semangat inovasi dan adaptasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di SEA Games. Oktohari secara khusus menekankan bahwa Bayu adalah "wajah lama" dalam lingkaran pertemanan dan profesionalnya, yang menambah keyakinan pada kemampuannya.

"Jadi untuk kemampuan saya cukup yakin dengan bantuan mereka. Insyaallah tim Indonesia untuk Asian Youth Games bisa dilaksanakan dengan baik dan bisa mendapatkan hasil medali yang terbaik," kata Oktohari, menyampaikan harapannya terhadap kontribusi ketiga CdM. Kepercayaan ini bukan tanpa dasar, mengingat rekam jejak dan kapabilitas masing-masing individu. Mereka diharapkan tidak hanya mampu mengelola logistik dan administrasi, tetapi juga menjadi motivator dan pemimpin inspiratif bagi seluruh anggota kontingen.

Sementara itu, Bayu Priawan Djokosoetono menyambut penunjukannya sebagai Chef de Mission SEA Games 2025 dengan antusiasme dan komitmen tinggi. Ia menyadari besarnya tanggung jawab yang diemban dan telah merencanakan langkah-langkah awal untuk menjalankan tugasnya. "Pertama-tama kami akan koordinasi dengan KOI untuk arahan-arahan dan perintah selanjutnya dari acara multievent ini. Harapan kami bisa mengantar atlet kita dengan baik dan mendapatkan prestasi terbaik. Jadi langkah pertama koordinasi dengan Pak Ketum (KOI), selanjutnya itu mengalir," kata Bayu. Pernyataan ini menunjukkan pendekatan sistematis dan kolaboratif, di mana koordinasi yang erat dengan KOI akan menjadi fondasi utama dalam merumuskan strategi dan operasional kontingen.

Tugas seorang Chef de Mission tidaklah ringan. Mereka bertanggung jawab penuh atas segala aspek logistik, akomodasi, nutrisi, hingga kesehatan dan kesejahteraan mental para atlet. Mereka adalah jembatan komunikasi antara panitia penyelenggara, federasi internasional, KOI, dan tentu saja, para atlet. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan cepat, membuat keputusan di bawah tekanan, dan menjaga moral tim adalah kualitas esensial. Dengan perpaduan pengalaman manajerial, perspektif atlet, dan visi pengusaha yang dimiliki oleh Endri, Akbar, dan Bayu, KOI berharap dapat menciptakan lingkungan yang optimal bagi para atlet Indonesia untuk bersaing dan meraih prestasi terbaik di tiga ajang penting tersebut.

Keputusan KOI dalam menunjuk ketiga CdM ini mencerminkan sebuah strategi yang matang dan berwawasan jauh ke depan. Ini adalah upaya untuk mengkonsolidasikan kekuatan, baik dari internal organisasi maupun dari luar, demi mencapai tujuan besar olahraga Indonesia di kancah internasional. Dengan persiapan yang matang dan kepemimpinan yang solid, diharapkan kontingen Indonesia mampu mengharumkan nama bangsa dan memberikan hasil medali yang membanggakan di tahun 2025, sekaligus menjadi pijakan menuju ajang-ajang yang lebih besar seperti Asian Games dan Olimpiade di masa mendatang.

Strategi Komite Olimpiade Indonesia dalam Penunjukan Tiga Chef de Mission untuk Multievent 2025: Perpaduan Pengalaman dan Visi Baru.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *