Telkom Indonesia Merajut Jaringan Digital dan Ekologi Laut: Inisiatif Kabel Bawah Laut Berkelanjutan Raih Pengakuan Global

Telkom Indonesia Merajut Jaringan Digital dan Ekologi Laut: Inisiatif Kabel Bawah Laut Berkelanjutan Raih Pengakuan Global

PT Telkom Indonesia, sebagai tulang punggung konektivitas digital nasional, tidak hanya berfokus pada perluasan infrastruktur, tetapi juga berkomitmen penuh terhadap keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Sejak tahun 2022, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini telah mengimplementasikan sebuah inisiatif ambisius yang diberi nama Sustainable Undersea Cable Operation. Program ini dirancang khusus untuk meminimalkan dampak ekologis yang mungkin timbul dari operasional jaringan kabel bawah laut mereka yang masif, yang membentang sejauh 250.000 kilometer, dengan lebih dari 60 persen di antaranya berada di perairan Indonesia. Skala operasi ini menempatkan Telkom pada posisi strategis untuk menjadi pelopor dalam praktik pengelolaan infrastruktur telekomunikasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di wilayah maritim yang kaya namun rentan.

Inisiatif Sustainable Undersea Cable Operation ini jauh melampaui sekadar kepatuhan regulasi; ia merupakan sebuah visi holistik yang mengintegrasikan perlindungan ekosistem laut, penguatan ketahanan iklim di wilayah pesisir, dan pendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui solusi berbasis alam. Telkom memahami bahwa jaringan kabel bawah laut, meskipun esensial untuk konektivitas global, dapat memiliki jejak ekologis jika tidak dikelola dengan hati-hati. Oleh karena itu, pendekatan berkelanjutan ini menjadi krusial untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak mengorbankan kelestarian lingkungan laut yang merupakan aset vital bagi Indonesia.

Program ini dirancang untuk memberikan kontribusi langsung terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya Tujuan ke-14, yaitu "Ekosistem Laut" (Life Below Water). Telkom menegaskan komitmennya terhadap konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut, yang merupakan pilar utama dari SDG 14. Selain itu, inisiatif ini juga mengusung penggunaan teknologi rendah karbon dalam operasional dan perawatan kabel, serta keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur telekomunikasi yang tidak hanya inklusif tetapi juga berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat ini menjadi kunci karena merekalah yang paling dekat dan merasakan dampak langsung dari kondisi lingkungan pesisir dan laut.

Salah satu aspek paling inovatif dari inisiatif Telkom adalah pemanfaatan teknologi dan material lokal yang kreatif untuk mendukung restorasi ekosistem. Misalnya, perusahaan memanfaatkan kantong semen bekas sebagai substrat pertumbuhan karang. Metode ini tidak hanya mendaur ulang limbah konstruksi, tetapi juga menyediakan permukaan yang stabil dan ideal bagi larva karang untuk menempel dan tumbuh, membantu meregenerasi terumbu karang yang rusak. Selain itu, Telkom juga membangun "rumah ikan" yang berfungsi ganda: sebagai penanda jalur kabel bawah laut yang jelas untuk mencegah kerusakan akibat aktivitas penangkapan ikan atau jangkar, sekaligus menciptakan habitat baru bagi berbagai spesies ikan dan biota laut lainnya. Inisiatif ini diperkaya dengan penciptaan habitat laut buatan dari limbah cangkang kerang, yang secara alami kaya kalsium dan dapat menjadi substrat ideal bagi organisme laut.

Tidak hanya berinvestasi pada solusi teknis, Telkom juga berinvestasi pada sumber daya manusia. Perusahaan secara aktif memberikan pelatihan komprehensif kepada komunitas pesisir. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari teknik konservasi laut yang efektif, praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan, hingga pemanfaatan sumber daya laut secara bijak untuk meningkatkan perekonomian lokal tanpa merusak ekosistem. Melalui program-program ini, masyarakat pesisir diberdayakan untuk menjadi penjaga lingkungan mereka sendiri, menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab kolektif terhadap kelestarian laut.

Hingga saat ini, program Sustainable Undersea Cable Operation telah berhasil melibatkan 680 kelompok masyarakat sebagai mitra langsung. Keterlibatan yang masif ini menunjukkan keberhasilan Telkom dalam membangun jembatan antara korporasi besar dan komunitas lokal. Untuk memastikan efektivitas dan akuntabilitas program, Telkom menjalin kolaborasi strategis dengan institusi akademik terkemuka, seperti SDGs Centre Universitas Diponegoro dan Universitas Telkom. Kemitraan ini memungkinkan pemantauan dan evaluasi ilmiah yang ketat terhadap dampak lingkungan, termasuk penurunan emisi karbon secara signifikan yang dihasilkan dari inisiatif ini. Peran universitas dalam menyediakan data dan analisis yang kredibel sangat penting untuk mengukur dampak nyata dan memastikan keberlanjutan program dalam jangka panjang.

Pencapaian nyata dari program ini sangat mengesankan dan beragam. Telkom berhasil merehabilitasi 46 hektare hutan mangrove, yang merupakan salah satu ekosistem paling produktif dan penting di wilayah pesisir. Hutan mangrove dikenal sebagai "penyerap karbon biru" (blue carbon) yang sangat efisien, mampu menyerap karbon dioksida dari atmosfer jauh lebih banyak daripada hutan daratan. Selain itu, Telkom juga berhasil membangun 871 struktur terumbu karang buatan, yang menjadi fondasi bagi ekosistem terumbu karang yang sehat dan beragam. Seluruh upaya ini secara kolektif telah menghasilkan penyerap emisi karbon lebih dari 61.000 ton CO2 ekuivalen per tahun, sebuah kontribusi substansial terhadap mitigasi perubahan iklim.

Keberhasilan luar biasa ini membawa Telkom Indonesia masuk dalam Top 10 Best Practices dari total 185 submisi dalam laporan Voluntary National Review (VNR) SDGs Indonesia 2025. VNR adalah laporan sukarela yang disusun oleh negara-negara anggota PBB untuk mempresentasikan kemajuan mereka dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Laporan VNR Indonesia 2025, yang disusun oleh Sekretariat Nasional SDGs bersama Bappenas, menyoroti inisiatif Telkom sebagai salah satu contoh terbaik praktik pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional. Pengakuan ini bukan hanya kebanggaan bagi Telkom, tetapi juga menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam mengimplementasikan agenda pembangunan berkelanjutan.

Dalam laporan VNR tersebut, Telkom Indonesia secara khusus mengangkat kontribusi "Blue Carbon Program" di wilayah SKKL (Sistem Komunikasi Kabel Laut) sebagai salah satu praktik terbaik nasional dalam penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan. Kontribusi ini akan disampaikan dalam forum internasional bergengsi, yakni UN High-Level Political Forum on Sustainable Development Goals di New York. Forum ini merupakan platform utama PBB untuk meninjau kemajuan SDGs secara global. Presentasi Telkom di forum ini akan menjadi bagian integral dari kontribusi Indonesia dalam pelaporan VNR kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berkomitmen kuat terhadap perlindungan lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Capaian yang diraih Telkom Indonesia ini membuktikan bahwa transformasi teknologi tidak hanya dapat meningkatkan konektivitas digital yang merupakan tulang punggung ekonomi modern, tetapi juga mampu menciptakan dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat luas. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan besar dapat memainkan peran krusial dalam mendorong pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya kolaborasi lintas sektor yang kuat, melibatkan pemerintah, akademisi, komunitas lokal, dan sektor swasta, serta dukungan multisektor yang berkelanjutan, inisiatif Sustainable Undersea Cable Operation ini diharapkan dapat direplikasi secara nasional. Replikasi model ini akan memperkuat ketahanan sosial-ekologis Indonesia di masa depan, menciptakan sinergi antara kemajuan teknologi, pelestarian alam, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Telkom Indonesia telah menunjukkan jalan, bahwa masa depan digital yang terhubung erat dengan masa depan ekologi yang lestari adalah visi yang dapat diwujudkan.

Telkom Indonesia Merajut Jaringan Digital dan Ekologi Laut: Inisiatif Kabel Bawah Laut Berkelanjutan Raih Pengakuan Global

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *