Telkomsel Perkuat Pembangunan Nasional Melalui Program Baktiku Negeriku: Digitalisasi Desa untuk Kemandirian dan Daya Saing

Telkomsel Perkuat Pembangunan Nasional Melalui Program Baktiku Negeriku: Digitalisasi Desa untuk Kemandirian dan Daya Saing

Telkomsel, sebagai salah satu pilar utama industri telekomunikasi Indonesia, kembali menegaskan komitmennya terhadap pembangunan nasional melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) unggulan bertajuk Baktiku Negeriku. Inisiatif strategis ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat desa, memperkuat kemandirian ekonomi, dan meningkatkan daya saing melalui akselerasi digitalisasi. Pada tahun 2025 ini, fokus program diarahkan ke dua lokasi strategis yang memiliki potensi besar namun masih memerlukan dukungan infrastruktur dan literasi digital: Desa Pampang di Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Desa Sukoharjo di Pacitan, Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini mencerminkan upaya Telkomsel untuk menjangkau daerah-daerah yang memiliki kekayaan budaya dan potensi alam, namun belum sepenuhnya terintegrasi dalam ekosistem digital nasional.

Program Baktiku Negeriku bukanlah sekadar penyediaan akses internet semata, melainkan sebuah pendekatan holistik yang melibatkan berbagai aspek pembangunan. "Program Baktiku Negeriku adalah langkah konkret Telkomsel untuk menjadikan desa lebih mandiri dan berdaya saing melalui digitalisasi," ungkap Vice President Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Saki H. Bramono. Ia lebih lanjut menekankan filosofi di balik program ini: "Kami percaya bahwa kunci sukses untuk memberdayakan desa adalah dengan menjalin sinergi antar pemangku kepentingan untuk menyediakan teknologi yang inklusif bagi masyarakat desa." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan komunitas lokal untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan dan merata.

Tujuan utama dari Baktiku Negeriku adalah untuk meningkatkan daya saing, produktivitas, serta mengoptimalkan potensi masyarakat di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Pendekatan ini dilakukan melalui perluasan dan pemerataan akses digital, yang diimplementasikan dengan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Dalam konteks ini, aspek Environmental (Lingkungan) tercermin dari upaya mendorong praktik-praktik berkelanjutan seperti pertanian cerdas atau pariwisata ramah lingkungan berbasis teknologi. Aspek Social (Sosial) berfokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan digital, kesehatan, dan inklusi finansial. Sementara itu, aspek Governance (Tata Kelola) memastikan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan dalam pengelolaan program.

Telkomsel memahami bahwa keberhasilan program pemberdayaan desa sangat bergantung pada partisipasi aktif dari elemen masyarakat setempat. Oleh karena itu, program Baktiku Negeriku secara khusus melibatkan berbagai perangkat desa dan komunitas lokal, seperti Badan Usaha Milik Kalurahan (BumKal), Kelompok Sadar Wisata (PokDarWis), Kelompok Pembudidaya Ikan (PokDaKan), dan Gabungan Kelompok Tani (GaPokTan). BumKal, sebagai tulang punggung ekonomi desa, diberdayakan untuk mengelola potensi desa secara digital, misalnya melalui pengembangan platform e-commerce untuk produk lokal. PokDarWis dibantu untuk mempromosikan destinasi wisata desa secara daring, meningkatkan visibilitas dan menarik lebih banyak pengunjung. PokDaKan dan GaPokTan, di sisi lain, mendapatkan dukungan dalam penerapan teknologi pertanian dan perikanan cerdas, seperti penggunaan sensor untuk memantau kualitas air atau tanah, serta platform untuk pemasaran hasil panen secara langsung ke konsumen. Keterlibatan aktif kelompok-kelompok ini memastikan bahwa solusi digital yang ditawarkan relevan dengan kebutuhan dan potensi unik masing-masing desa.

Dukungan kuat juga datang dari pemerintah. Staf Ahli Menteri Bidang Transformasi Digital dan Inovasi Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Masruroh, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap inisiatif Telkomsel ini. Menurutnya, program Baktiku Negeriku menjadi contoh konkret sinergi strategis antara sektor swasta dan pemerintah dalam mendorong transformasi digital di desa. Masruroh menyoroti bahwa program ini tidak hanya menghadirkan akses teknologi, tetapi juga secara fundamental membangun fondasi ekosistem desa yang adaptif dan berdaya saing. Integrasi digital, pelestarian kearifan lokal, dan penguatan potensi pariwisata menjadi elemen kunci yang membentuk desa wisata yang tangguh dan berkelanjutan. "Pendekatan kolaboratif seperti ini menjadi elemen penting dalam upaya mewujudkan pembangunan destinasi yang inklusif, kreatif, dan berkelanjutan, sejalan dengan arah kebijakan nasional di sektor pariwisata dan ekonomi digital," tegas Masruroh, menggarisbawahi keselarasan program ini dengan visi pembangunan nasional.

Program Baktiku Negeriku 2025 dirancang dengan serangkaian aktivitas utama yang fokus pada pemberdayaan dan akselerasi digitalisasi desa, antara lain:

  1. Pembangunan dan Optimalisasi Digital Center: Mendirikan pusat-pusat digital komunitas yang dilengkapi dengan akses internet berkecepatan tinggi, perangkat komputer, serta fasilitas untuk pelatihan dan pertemuan. Pusat ini akan menjadi hub bagi masyarakat desa untuk mengakses informasi, mengikuti pelatihan, dan mengembangkan keterampilan digital.
  2. Pelatihan Literasi dan Keterampilan Digital Komprehensif: Menyediakan modul pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, meliputi dasar-dasar internet, penggunaan media sosial untuk promosi, e-commerce, hingga keterampilan spesifik seperti pengolahan data sederhana, desain grafis untuk pemasaran produk, dan keamanan siber. Pelatihan ini menyasar berbagai segmen masyarakat, mulai dari petani, pelaku UMKM, hingga generasi muda.
  3. Pengembangan Platform Digital Lokal: Membantu desa dalam menciptakan platform digital mandiri, seperti website desa, aplikasi e-commerce untuk produk-produk unggulan lokal, atau sistem informasi pariwisata yang memudahkan wisatawan untuk merencanakan kunjungan dan melakukan reservasi.
  4. Implementasi Solusi Pertanian dan Perikanan Cerdas (Smart Farming/Fisheries): Mengintegrasikan teknologi IoT (Internet of Things) untuk memantau kondisi lahan pertanian atau kolam ikan, penggunaan drone untuk pemetaan, serta aplikasi untuk manajemen panen dan distribusi. Hal ini bertujuan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan sektor agraris dan maritim desa.
  5. Peningkatan Akses dan Layanan Kesehatan Digital: Mendukung inisiatif telemedicine atau penyediaan informasi kesehatan melalui platform digital, memfasilitasi akses masyarakat desa ke layanan kesehatan primer dan informasi yang akurat.
  6. Pengembangan Destinasi Wisata Digital: Melalui PokDarWis, program ini akan membantu desa dalam menciptakan konten digital menarik (foto, video 360 derajat), mengelola ulasan online, serta berpartisipasi aktif dalam promosi wisata melalui platform digital global.
  7. Pendampingan dan Inkubasi UMKM Digital: Memberikan mentorship dan pendampingan kepada pelaku UMKM desa untuk transisi ke pasar digital, termasuk strategi pemasaran online, manajemen logistik, dan pengembangan produk yang kompetitif di era digital.
  8. Penyediaan Akses Internet Inklusif: Memastikan ketersediaan konektivitas yang stabil dan terjangkau di area-area publik desa, mendukung pembelajaran jarak jauh dan aktivitas ekonomi digital.

Keputusan untuk melanjutkan dan memperluas program Baktiku Negeriku pada tahun 2025 didasari oleh keberhasilan luar biasa yang dicapai pada pelaksanaan program tahun 2024. Dua desa percontohan, Desa Hegarmanah di Banten dan Desa Air Sempiang di Bengkulu, menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas sosial dan ekonomi masyarakat berkat intervensi dari program ini. Di kedua desa tersebut, kehadiran Digital Center, Smart Classroom, serta penyelenggaraan Integrated Farming Demonstration Plot, telah menjadi katalisator perubahan.

Di Desa Hegarmanah, Banten, program Baktiku Negeriku berhasil mengubah lanskap pariwisata desa secara drastis. Kehadiran Digital Center yang dilengkapi konektivitas internet dan perangkat pendukung memungkinkan promosi wisata dilakukan secara lebih masif dan efektif. Dampaknya terlihat jelas pada peningkatan jumlah wisatawan yang melonjak dari 595 menjadi 1.081 wisatawan hanya dalam kurun waktu empat bulan. Peningkatan kunjungan ini secara langsung berdampak pada perekonomian desa. Hingga Agustus 2024, tercatat pertumbuhan pendapatan desa sebesar 25%, sebuah indikator kuat bahwa aktivitas ekonomi lokal semakin menggeliat. Lebih dari sekadar angka, program ini juga secara fundamental meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Hegarmanah. Keterampilan kerja masyarakat meningkat hingga 80%, menunjukkan bahwa pelatihan dan pendampingan yang diberikan sangat relevan dan aplikatif. Selain itu, perluasan akses terhadap informasi digital mencapai 92%, membuka jendela pengetahuan baru bagi masyarakat. Peningkatan pendapatan individu sebesar 21% dan partisipasi sosial sebesar 56% juga menjadi bukti bahwa digitalisasi mampu menciptakan dampak domino yang positif, mulai dari kemandirian ekonomi hingga penguatan ikatan sosial dalam komunitas.

Sementara itu, di Desa Air Sempiang, Bengkulu, kisah sukses serupa juga terukir. Program Baktiku Negeriku di desa ini berhasil menarik kunjungan wisatawan hingga mengalami lonjakan signifikan dari 91 menjadi 1.145 wisatawan hanya dalam empat bulan. Lonjakan ini mencerminkan potensi pariwisata yang sebelumnya tersembunyi kini dapat diakses dan dikenal luas berkat promosi digital. Dari sisi ekonomi, program ini berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan Desa Air Sempiang sebesar 2,9% pada September 2024. Meskipun persentasenya berbeda, ini tetap menunjukkan kontribusi positif terhadap keberlanjutan ekonomi desa. Peningkatan keterampilan kerja masyarakat mencapai 76%, memberdayakan individu dengan kemampuan baru yang relevan di era digital. Penguatan akses terhadap informasi digital sebesar 71% membuka peluang bagi masyarakat untuk belajar, berinteraksi, dan berinovasi. Yang paling signifikan, peningkatan pendapatan masyarakat sebesar 40% dan partisipasi sosial hingga 47% di Desa Air Sempiang menunjukkan bahwa program ini tidak hanya menyentuh aspek ekonomi, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan pemberdayaan komunitas secara menyeluruh.

Keberhasilan di Hegarmanah dan Air Sempiang membuktikan bahwa program Baktiku Negeriku adalah investasi jangka panjang yang memberikan dampak nyata. Telkomsel berkomitmen untuk terus menjadi mitra pembangunan bangsa, memastikan bahwa setiap sudut Indonesia, termasuk desa-desa di daerah 3T, dapat merasakan manfaat transformatif dari digitalisasi. Melalui Baktiku Negeriku, Telkomsel tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun harapan, keterampilan, dan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat desa, mewujudkan visi Indonesia yang mandiri, berdaya saing, dan inklusif di era digital.

Telkomsel Perkuat Pembangunan Nasional Melalui Program Baktiku Negeriku: Digitalisasi Desa untuk Kemandirian dan Daya Saing

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *