
Jakarta – Talenta muda berkuda Indonesia, Teuku Rifat Renanda Harsya, kembali menunjukkan performa puncak yang konsisten saat menuntaskan seri final FEI CSIW 1* League Indonesia Grand Prix 2025. Ajang prestisius ini tak hanya menjadi panggung pembuktian kemampuannya, tetapi juga kawah candradimuka krusial dalam persiapannya menuju Asian Youth Games (AYG) 2025 yang akan berlangsung di Bahrain. Penampilan Rifat yang stabil dan penuh perhitungan di kelas 130 cm menegaskan kesiapannya untuk berkompetisi di level internasional, memupuk harapan besar bagi kontingen Indonesia di ajang multi-olahraga tingkat Asia tersebut.
FEI CSIW 1* League Final Indonesia Grand Prix 2025 yang digelar di Arthayasa Stable, Depok, Jawa Barat, pada tanggal 5-6 Juli, menjadi sorotan utama bagi para penggemar equestrian di Tanah Air. Kompetisi ini menghadirkan tantangan teknis dan mental yang tinggi, menguji ketangkasan, presisi, dan keberanian para rider serta kudanya. Rifat, dengan kudanya yang tangguh, berhasil menaklukkan rintangan-rintangan sulit yang disajikan. Pada perhelatan hari pertama, ia sukses meraih medali perunggu, sebuah pencapaian awal yang membanggakan. Tidak berhenti di situ, pada hari kedua, Rifat menunjukkan konsistensi luar biasa dengan menyelesaikan lomba tanpa melakukan kesalahan (clear round) di semua kelas 130 cm. Puncaknya, dalam babak jump-off yang menegangkan, ia kembali mencatatkan clear round dan berhak atas medali perak.
"Sabtu kemarin di Indonesia Grand Prix 130 Cm dapat perunggu (peringkat ketiga). Dan hari ini saya juga clear round dan ada jump off juga itu saya clear round juga dan mendapatkan medali perak (peringkat kedua)," ungkap Rifat dengan nada puas dan penuh semangat, mencerminkan dedikasi serta kerja keras yang telah ia curahkan. Hasil ini bukan sekadar koleksi medali baru di lemarinya, melainkan validasi atas strategi latihan dan persiapan yang telah ia jalani selama berbulan-bulan.
Ajang Grand Prix ini memang dirancang sebagai batu loncatan penting bagi Rifat. Fokus utamanya kini tertuju pada Asian Youth Games 2025 yang dijadwalkan berlangsung di Bahrain pada 25 hingga 31 Oktober 2025. AYG adalah panggung bagi atlet-atlet muda terbaik dari seluruh Asia untuk bersaing, dan bagi Rifat, ini adalah kesempatan emas untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Keikutsertaannya di Grand Prix nasional dengan tingkat kesulitan yang tinggi adalah bagian integral dari rencana jangka panjangnya untuk mencapai puncak performa di Bahrain nanti.
Dalam persiapan menuju AYG, Rifat menerapkan filosofi latihan yang sangat terstruktur dan berorientasi pada kualitas. Ia secara konsisten memfokuskan latihannya di kelas 130 cm, meskipun tinggi rintangan di Asian Youth Games nanti akan sedikit lebih rendah. "Mungkin bisa saya katakan strategi latihan tidak digeber lagi tapi bisa lebih konsisten," jelas Rifat. Ia melanjutkan, "Kompetisi nanti di Asian Youth Games tinggi rintangan tidak setinggi Grand Prix 130 cm. Nanti di tinggi rintangan 110 cm untuk kelas tim dan 120 cm untuk kelas individu."
Logika di balik strategi ini sangat rasional dan umum diterapkan di kalangan atlet profesional. Dengan berlatih di level kesulitan yang lebih tinggi, tubuh dan mental akan terbiasa dengan tuntutan maksimal. Ketika berkompetisi di level yang sedikit lebih rendah, tantangan tersebut akan terasa lebih ringan dan lebih mudah untuk diatasi. "Karena kan sekarang saya sudah bertanding di kelas 130 cm yang cukup teknis dan presisi tinggi, mungkin di latihan dan pertandingan tetap di kelas tersebut (130 cm) supaya saat tanding nanti sudah terbiasa di kelas yang lebih rendah," sambungnya. Ini seperti seorang atlet angkat beban yang berlatih dengan beban lebih berat agar saat kompetisi, beban yang sebenarnya terasa lebih ringan dan memungkinkan performa optimal.
Selain fokus pada intensitas rintangan, Rifat juga menekankan pentingnya menjaga kondisi fisik dan mental, baik bagi dirinya maupun kudanya. Ia mengaku tidak ingin menunggangi kuda terlalu banyak, demi mengutamakan kualitas daripada kuantitas selama persiapan Asian Youth Games nanti. "Tapi jangan naikin kuda yang terlalu banyak, agar bisa tetap jaga stamina badan saya. Jadi saya mau lebih ke kualitas daripada kuantitasnya," tegasnya. Pendekatan ini sangat krusial dalam olahraga berkuda, di mana kesehatan dan kebugaran kuda adalah faktor penentu keberhasilan. Over-training dapat menyebabkan cedera, kelelahan, atau bahkan demotivasi pada kuda, yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada performa.
Dukungan penuh dari tim, pelatih, serta keluarga menjadi fondasi kuat bagi Rifat dalam menjalani jadwal latihan yang padat dan disiplin. Setiap detil, mulai dari pakan, program latihan fisik, istirahat, hingga pemeriksaan rutin oleh dokter hewan dan perawatan kuku oleh farrier, diperhatikan dengan seksama. Rifat juga menyadari bahwa aspek mental sama pentingnya dengan aspek fisik. Latihan mental, visualisasi, dan kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan adalah bagian tak terpisahkan dari persiapannya. Kompetisi berkuda bukan hanya tentang melompati rintangan, tetapi juga tentang membangun chemistry dan kepercayaan mutlak dengan kuda, serta kemampuan untuk mengambil keputusan sepersekian detik di tengah tekanan tinggi.
Asian Youth Games sendiri adalah ajang multi-olahraga kontinental yang diselenggarakan setiap empat tahun, menargetkan atlet-atlet muda di bawah usia 18 tahun. Bagi Indonesia, partisipasi di AYG merupakan investasi jangka panjang untuk pengembangan olahraga dan pembinaan atlet muda. Cabang berkuda, khususnya show jumping, menuntut kombinasi kekuatan, ketangkasan, dan strategi, menjadikannya salah satu cabang yang paling menarik untuk disaksikan. Rifat, sebagai salah satu harapan Indonesia, membawa beban sekaligus kehormatan untuk mewakili Merah Putih di kancah internasional.
Perjalanan Teuku Rifat Renanda Harsya dalam dunia berkuda bukanlah tanpa tantangan. Olahraga ini menuntut dedikasi yang luar biasa, baik dari segi waktu, finansial, maupun emosional. Sejak usia dini, Rifat telah menunjukkan minat dan bakatnya dalam menunggang kuda. Berjam-jam dihabiskan di stable, mempelajari seluk-beluk berkuda, mulai dari teknik dasar hingga manuver-manuver kompleks. Setiap sesi latihan adalah pelajaran, setiap rintangan yang jatuh adalah motivasi untuk menjadi lebih baik. Ia telah melalui berbagai kompetisi, baik di tingkat daerah maupun nasional, yang semuanya membentuk dirinya menjadi rider yang tangguh dan penuh perhitungan seperti sekarang.
Dengan hasil cemerlang di Grand Prix dan strategi persiapan yang matang, Teuku Rifat Renanda Harsya berada di jalur yang tepat untuk meraih prestasi gemilang di Asian Youth Games 2025. Konsistensi, disiplin, dan fokus pada kualitas adalah kunci yang ia pegang teguh. Masyarakat Indonesia tentunya menaruh harapan besar pada pundak rider muda ini, berharap ia dapat mengibarkan bendera Merah Putih di podium kehormatan Bahrain. Dukungan dari seluruh elemen masyarakat Indonesia, termasuk pemerintah, federasi, dan para sponsor, akan menjadi energi tambahan yang tak ternilai harganya bagi Teuku Rifat dalam mewujudkan mimpi dan ambisinya. Perjalanan masih panjang, namun dengan semangat dan persiapan yang matang, Teuku Rifat siap menghadapi tantangan demi mengharumkan nama bangsa.
