
Madrid, Spanyol – Dunia sepak bola berduka setelah kabar mengejutkan datang dari Spanyol. Bintang Liverpool FC, Diogo Jota, 28, dan adiknya, Andrea Silva, tewas dalam sebuah kecelakaan mobil tragis di jalan tol A-52, Kilometer 65, dekat wilayah Zamora, Spanyol, pada Jumat, 4 Juli 2025. Insiden memilukan ini terjadi saat keduanya melakukan perjalanan darat menggunakan mobil mewah Lamborghini Huracan, sebuah keputusan yang diambil Jota atas saran medis setelah menjalani operasi kecil pada paru-parunya.
Menurut laporan awal dari otoritas setempat, mobil Lamborghini yang dikemudikan Jota atau adiknya, mengalami kecelakaan fatal yang menyebabkan kendaraan terbalik dan terbakar habis. Wakil Delegasi Zamora, Angel Blanco Garcia, mengonfirmasi bahwa baik Diogo Jota maupun Andrea Silva meninggal di tempat kejadian. Kondisi mobil yang hancur lebur mengindikasikan tingkat keparahan insiden tersebut. Garda Sipil Spanyol dalam pernyataan terpisah menyebutkan bahwa penyebab kecelakaan diduga akibat pecah ban saat mobil hendak menyalip kendaraan lain, sebuah manuver yang mungkin dilakukan pada kecepatan tinggi di jalur yang dikenal berbahaya. Hingga kini, identitas pasti pengemudi mobil tersebut belum dapat dipastikan.
Perjalanan yang berujung maut ini adalah bagian dari rencana Diogo Jota untuk kembali ke Inggris setelah menjalani prosedur medis di Portugal. Jota baru saja pulih dari operasi kecil pada paru-parunya, sebuah kondisi yang sering disebut pneumotoraks atau paru-paru kolaps, yang mengharuskannya tidak melakukan perjalanan udara untuk sementara waktu. Perubahan tekanan udara di dalam kabin pesawat dapat memperburuk kondisi paru-paru yang baru dioperasi atau bahkan menyebabkan komplikasi serius seperti pneumotoraks berulang atau emboli udara. Demi menjaga kebugaran dan profesionalismenya, Jota memilih untuk mematuhi saran dokter dan melakukan perjalanan darat dari Porto, Portugal, menuju pelabuhan di Santander, Spanyol. Dari Santander, ia berencana naik feri menuju Portsmouth, Inggris, sebelum melanjutkan perjalanan ke markas klubnya di Liverpool.
Baca Juga:
- Pungli ‘Hantu’ di Balik Truk ODOL: Beban Rp 150 Juta per Tahun dan Kerugian Triliunan Rupiah Logistik Nasional
- Ariel Noah: Sebuah Deklarasi Gairah Roda Dua di Tengah Gemerlap Koleksi Mobil Mewah
- Perang Harga Mobil China di Indonesia: Strategi Agresif yang Mengguncang Pasar dan Masa Depan Otomotif Nasional
- Kontroversi Nama Lepas: Mengurai Identitas Merek Mobil China yang Fenomenal di Indonesia.
- Driver Grab di Singapura Raup Puluhan Juta: Kisah Afiq Zayany, Antara Fleksibilitas dan Realitas Gig Economy.
Miguel Goncalves, seorang fisioterapis pernapasan yang menangani Jota hanya lima jam sebelum kecelakaan nahas itu, mengungkapkan dedikasi sang pemain terhadap kesehatannya. "Ia memberitahu saya bahwa perjalanan akan memakan waktu sekitar delapan jam, tetapi mereka akan berhenti di sebuah hotel di daerah Burgos untuk beristirahat. Diogo sangat menyadari profesionalismenya. Mereka seharusnya tiba di Santander hari ini, naik kapal, lalu berangkat ke Inggris," kata Miguel, seperti dikutip dari Daily Mail. Rencana perjalanan yang matang ini menunjukkan betapa seriusnya Jota dalam mengikuti saran medis dan menjaga kondisi fisiknya. Sayangnya, takdir berkata lain. Kecelakaan menimpa Jota dan saudaranya sekitar 300 kilometer dari pelabuhan Santander, atau sekitar sepertiga perjalanan terakhir mereka menuju tujuan.
Rute yang dipilih Jota dan adiknya, khususnya jalan tol A-52, dikenal memiliki reputasi yang buruk dalam hal keselamatan. Menurut laporan media Spanyol El Dia de Zamora, jalur tersebut masuk daftar tertinggi sebagai jalur yang sering mengalami kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 2023 saja, tercatat 19 kecelakaan, dengan rata-rata 1,5 kematian per insiden, menunjukkan tingkat fatalitas yang sangat tinggi. Angka untuk tahun terbaru belum dirilis, namun kecenderungan ini menggambarkan bahaya yang melekat pada rute tersebut.
Sumber dari Dewan Kota Cernadilla, yang enggan disebutkan namanya, menggarisbawahi bahwa jalur A-52 menjadi semakin rawan, terutama saat dilintasi pada malam hari. "Saat [A-52] melewati Cernadilla, itu penuh dengan tikungan dengan kecepatan 120 kilometer per jam. Visibilitas malam yang buruk biasanya menjadi penyebab kecelakaan di area-area ini," jelasnya. Kondisi jalan yang berliku tajam, dikombinasikan dengan pencahayaan minim dan potensi kecepatan tinggi, menciptakan lingkungan yang sangat berbahaya bagi pengendara. Sumber tersebut menambahkan, dengan nada prihatin, "Hari ini adalah dua pemain sepak bola terkenal, yang memiliki karier hebat di depan mereka, tetapi mungkin besok korbannya akan menjadi dua orang yang tidak dikenal lagi." Pernyataan ini menyoroti bahwa kecelakaan di jalur tersebut tidak pandang bulu, menelan korban dari berbagai lapisan masyarakat.
Lamborghini Huracan yang mereka kendarai adalah mobil sport berperforma tinggi yang mampu mencapai kecepatan sangat tinggi. Model ini dikenal dengan mesin V10 yang bertenaga besar, akselerasi cepat, dan desain aerodinamis. Ironisnya, kendaraan yang dirancang untuk kecepatan dan presisi ini, justru menemui ajalnya di jalan yang menuntut kehati-hatian ekstrem. Kecelakaan pecah ban pada kecepatan tinggi di mobil bertenaga seperti Huracan dapat menyebabkan hilangnya kendali yang tiba-tiba dan dahsyat, bahkan bagi pengemudi yang paling berpengalaman sekalipun. Investigasi lebih lanjut oleh Garda Sipil Spanyol akan melibatkan analisis forensik terhadap sisa-sisa kendaraan, data dari unit kontrol elektronik (ECU) mobil jika dapat dipulihkan, dan rekonstruksi kejadian untuk menentukan secara pasti urutan peristiwa yang menyebabkan tragedi ini.
Kabar duka ini dengan cepat menyebar dan mengguncang dunia sepak bola. Diogo Jota adalah salah satu penyerang paling menjanjikan di generasinya, dikenal karena kecepatan, kemampuan mencetak gol, dan fleksibilitasnya di lini depan. Bergabung dengan Liverpool pada tahun 2020 dari Wolverhampton Wanderers, ia dengan cepat menjadi pemain kunci di bawah asuhan Jürgen Klopp, membantu klub meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk Piala FA dan Piala Liga Inggris, serta menjadi bagian integral dalam upaya perebutan gelar Premier League. Dengan 56 gol dalam 145 penampilan untuk The Reds dan 14 gol dari 39 caps untuk tim nasional Portugal, Jota adalah aset berharga bagi klub dan negaranya.
Liverpool FC, melalui pernyataan resmi, mengungkapkan kesedihan mendalam atas kehilangan salah satu pemain bintangnya. "Kami sangat terpukul atas berita tragis mengenai Diogo Jota dan adiknya, Andrea Silva. Diogo adalah seorang individu yang luar biasa dan pemain yang fenomenal, yang akan sangat dirindukan oleh seluruh keluarga Liverpool. Doa dan simpati kami menyertai keluarga, teman-teman, dan orang-orang terkasih mereka di masa sulit ini," bunyi pernyataan tersebut. Jürgen Klopp, manajer Liverpool, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan para pemainnya, dilaporkan sangat terpukul mendengar kabar ini. Rekan-rekan setim Jota, baik di Liverpool maupun di tim nasional Portugal, juga menyampaikan belasungkawa melalui media sosial, mengenang Jota sebagai sosok yang ramah, profesional, dan inspiratif. Para penggemar di seluruh dunia membanjiri platform media sosial dengan pesan duka dan penghormatan, memajang foto-foto Jota dan mengenang momen-momen gemilang yang pernah ia berikan.
Tragedi ini tidak hanya menjadi pengingat akan kerapuhan hidup, tetapi juga menyoroti pentingnya keselamatan berkendara, terutama di jalur-jalur yang dikenal berbahaya. Kehilangan Diogo Jota, seorang atlet di puncak kariernya, dan adiknya, Andrea Silva, adalah kerugian besar bagi keluarga mereka, dunia sepak bola, dan masyarakat luas. Warisan Diogo Jota akan terus hidup melalui kontribusinya di lapangan dan semangatnya yang tak kenal menyerah, sementara insiden ini akan menjadi pengingat pahit tentang bahaya yang mengintai di jalan raya.
(riar/din)
