
Dalam sebuah langkah strategis yang mengukuhkan komitmennya terhadap pasar otomotif Indonesia, Xpeng, salah satu pelopor kendaraan listrik pintar terkemuka global, kini secara resmi memulai babak baru dalam ekspansinya dengan merakit mobil-mobilnya secara lokal di fasilitas canggih milik PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Purwakarta, Jawa Barat. Inisiatif monumental ini tidak hanya menandai pabrik perakitan Xpeng yang pertama di luar Tiongkok, tetapi juga menggarisbawahi upaya serius perusahaan dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia melalui lokalisasi komponen kunci, khususnya baterai yang menjadi jantung dari setiap EV modern.
Penekanan utama dalam proses perakitan lokal ini adalah penggunaan komponen baterai yang diproduksi di dalam negeri, sebuah langkah krusial untuk memenuhi target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%. Dody Setiawan, selaku Vice President of Operation Xpeng Indonesia, menegaskan pentingnya inisiatif ini dalam sebuah pernyataan di Purwakarta pada 1 Juli. "Baterai pack-nya itu kita [buat] di PT UABS namanya di kawasan industri Delta Mas. Baterainya sudah diproduksi di sana. Karena kita target untuk TKDN 40%. Jadi battery pack, hood (kap mesin) itu sudah produksi lokal," ujarnya, memberikan gambaran jelas tentang skala lokalisasi yang sedang diupayakan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Xpeng tidak hanya sekadar merakit, tetapi secara aktif mengintegrasikan rantai pasok lokal dalam operasinya, yang merupakan sinyal positif bagi pertumbuhan industri komponen otomotif di Indonesia.
Pabrik baterai PT Unified Advanced Battery System Indonesia (UABS) yang disebut Dody Setiawan merupakan pemain kunci dalam strategi lokalisasi ini. Resmi beroperasi pada akhir tahun 2024, pabrik ini adalah hasil kolaborasi strategis antara SAIC Motor dan CATL, dua raksasa industri otomotif dan baterai global, yang bekerja sama dengan Kentjana Group, sebuah konglomerat lokal yang memiliki rekam jejak kuat di berbagai sektor industri Indonesia. Kemitraan ini membentuk entitas yang kuat, di mana SAIC-CATL memegang saham mayoritas sebesar 67% (dengan SAIC 51% dan CATL 49%), sementara 33% sisanya dimiliki oleh Kentjana Group. Struktur kepemilikan ini mencerminkan sinergi antara keahlian teknologi global dan pemahaman mendalam tentang pasar serta regulasi lokal. Dengan kapasitas produksi hingga 20.000 pack baterai setiap tahunnya, PT UABS diposisikan sebagai pemasok utama tidak hanya untuk Xpeng tetapi juga untuk merek kendaraan listrik lain di Indonesia, seperti MG, yang juga merupakan bagian dari portofolio SAIC. Kapasitas produksi yang signifikan ini menunjukkan kesiapan PT UABS untuk mendukung pertumbuhan pesat pasar EV di Indonesia, memastikan ketersediaan pasokan baterai yang stabil dan berkualitas tinggi.
Baca Juga:
- Lepas, Sub-Merek Premium Chery, Siap Menggebrak Pasar Otomotif Indonesia dengan Strategi Berbeda dan Fokus pada Kualitas Hidup
- Antena Menjulang dan Bendera Kecil: Kunci Keselamatan Mobil Double Cabin di Jantung Pertambangan
- Guncangan Pasar Transfer MotoGP: Honda Bajak Otak Mesin KTM Demi Kebangkitan 2027 dan Jorge Martin
- Kecelakaan Tragis Merenggut Nyawa Diogo Jota dan Andre Silva, Dunia Olahraga Berduka Mendalam
- Revolusi Harga Motor Listrik: Honda CUV e: Banting Harga Hingga Rp 35 Juta, Kini Setara Honda BeAT, Mengubah Peta Persaingan!
Keputusan Xpeng untuk membangun fasilitas perakitan di Purwakarta bukan hanya tentang memenuhi persyaratan TKDN atau mengoptimalkan biaya produksi. Ini adalah manifestasi nyata dari komitmen Xpeng terhadap pertumbuhan jangka panjang di Indonesia, yang diakui sebagai pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara dengan potensi pertumbuhan EV yang luar biasa. Sebagai pabrik pertama Xpeng di luar Tiongkok, fasilitas Purwakarta ini menjadi bukti konkret dari strategi global perusahaan untuk memperluas jangkauan dan membangun basis produksi di pasar-pasar strategis. Pemilihan Indonesia sebagai lokasi pabrik pertama di luar Tiongkok juga tidak terlepas dari dukungan pemerintah Indonesia yang agresif dalam mendorong adopsi EV, melalui berbagai insentif fiskal dan regulasi yang kondusif, serta kekayaan sumber daya nikel yang menjadikan Indonesia pemain kunci dalam rantai pasok baterai global.
Lokalisasi produksi mobil Xpeng di Purwakarta jauh melampaui sekadar proses perakitan biasa. Ini adalah upaya komprehensif untuk membangun fondasi kualitas yang kokoh melalui penerapan standar teknis global yang seragam. Steven Wang, General Manager of KD Operation Center Xpeng, menjelaskan bahwa fasilitas di Purwakarta dilengkapi dengan peralatan canggih, termasuk untuk kalibrasi ADAS (Advanced Driver-Assistance Systems), yang mengikuti spesifikasi global Xpeng. "Peralatan kalibrasi ADAS (di pabrik) kami (di Purwakarta) mengikuti spesifikasi global Xpeng, sehingga fitur mengemudi cerdas pada mobil Xpeng bisa berfungsi 100% sesuai kemampuan maksimal yang diizinkan oleh regulasi di Indonesia," kata Steven Wang. Ini menunjukkan bahwa meskipun dirakit secara lokal, mobil-mobil Xpeng yang diproduksi di Purwakarta akan tetap mempertahankan tingkat kecanggihan dan keamanan yang sama dengan model yang diproduksi di Tiongkok. Ketersediaan fasilitas canggih ini juga membuka peluang besar untuk transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia lokal, menciptakan tenaga kerja yang lebih terampil dan berpengetahuan di bidang manufaktur EV dan teknologi otomotif mutakhir.
Peran PT Handal Indonesia Motor (HIM) dalam kolaborasi ini juga tidak bisa diremehkan. PT HIM telah lama dikenal sebagai salah satu perusahaan perakitan kendaraan terkemuka di Indonesia, dengan pengalaman panjang dalam bekerja sama dengan berbagai merek otomotif global. Keahlian dan infrastruktur yang dimiliki PT HIM menjadi aset berharga bagi Xpeng dalam memastikan proses perakitan berjalan lancar dan efisien, sesuai dengan standar kualitas internasional. Kemitraan ini menunjukkan kepercayaan Xpeng pada kapabilitas industri manufaktur Indonesia dan potensi tenaga kerjanya.
Langkah Xpeng ini merupakan bagian dari gelombang investasi besar-besaran di sektor EV Indonesia. Pemerintah Indonesia telah secara aktif mendorong investasi dalam produksi baterai dan kendaraan listrik sebagai bagian dari strategi untuk memanfaatkan cadangan nikel yang melimpah, menjadikannya pusat produksi EV global. Target TKDN 40% bukan sekadar angka, melainkan ambang batas penting yang memungkinkan kendaraan listrik untuk mendapatkan berbagai insentif dari pemerintah, seperti pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) atau insentif lainnya yang bertujuan untuk menekan harga jual dan mempercepat adopsi EV di masyarakat. Dengan lokalisasi baterai pack dan kap mesin, Xpeng selangkah lebih dekat untuk mencapai target ini, yang pada gilirannya akan membuat produk mereka lebih kompetitif di pasar.
Selain itu, lokalisasi produksi juga membawa manfaat ekonomi yang lebih luas, termasuk penciptaan lapangan kerja, peningkatan investasi dalam rantai pasok lokal, dan transfer pengetahuan serta teknologi. Dengan beroperasinya pabrik perakitan Xpeng di Purwakarta dan pabrik baterai PT UABS di Delta Mas, ekosistem industri otomotif Indonesia akan semakin kuat dan beragam, mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Ini juga memberikan konsumen Indonesia akses ke teknologi kendaraan listrik yang lebih canggih dengan harga yang lebih terjangkau, seiring dengan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai tujuan keberlanjutan.
Masa depan industri otomotif Indonesia tampak semakin cerah dengan kehadiran pemain global seperti Xpeng yang berkomitmen pada lokalisasi dan inovasi. Dengan sinergi antara teknologi mutakhir Xpeng, keahlian manufaktur PT HIM, dan kemampuan produksi baterai PT UABS, Indonesia siap menjadi salah satu hub utama produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara, dan bahkan dunia. Kehadiran Xpeng di Purwakarta adalah tonggak penting yang menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya pasar yang potensial, tetapi juga basis produksi yang strategis bagi kendaraan listrik masa depan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5145753/original/088577300_1740732284-IMG-20250228-WA0001.jpg)