Xreal dan Google Siapkan Era Baru Kacamata AR: Project Aura Meluncur Q1 2026, Siap Saingi Apple dan Meta

Xreal dan Google Siapkan Era Baru Kacamata AR: Project Aura Meluncur Q1 2026, Siap Saingi Apple dan Meta

Jakarta, 7 Juli 2025 – Industri realitas diperluas (XR) bersiap menyambut babak baru dengan kemunculan Project Aura, kacamata augmented reality (AR) perdana yang digarap oleh startup asal China, Xreal, bekerja sama dengan Google melalui platform Android XR mereka. Perangkat inovatif ini dijadwalkan akan meluncur ke pasar publik pada kuartal pertama tahun 2026, menandai langkah signifikan dalam persaingan ketat di ranah perangkat komputasi spasial yang kini didominasi oleh nama-nama besar seperti Apple dan Meta.

Project Aura pertama kali diperkenalkan secara sekilas oleh Google pada ajang Google I/O bulan Mei lalu, memicu antusiasme di kalangan penggiat teknologi. Inisiatif ini adalah manifestasi dari strategi Google yang berbeda dalam menembus pasar XR. Alih-alih mengembangkan perangkat keras secara mandiri seperti yang dilakukan Apple dengan Vision Pro atau Meta dengan Quest dan Ray-Ban Meta, Google memilih fokus pada pengembangan sistem operasinya, Android XR. Pendekatan ini menyerupai strategi sukses mereka di ranah ponsel pintar, di mana Android menjadi fondasi bagi berbagai merek perangkat keras. Dengan menyediakan platform perangkat lunak yang kuat, Google berharap dapat mendorong inovasi dan keragaman produk dari berbagai mitra, termasuk Xreal.

Xreal, yang didirikan pada tahun 2017 dengan nama Nreal, telah menjadi pemain kunci dalam ekosistem AR global. Didirikan oleh trio lulusan Zhejiang University—Xu Chi, Wu Kejian, dan Xiao Bing—startup ini telah membangun rekam jejak yang solid dalam pengembangan teknologi optik dan perangkat AR. Hingga saat ini, Xreal telah berhasil mengapalkan lebih dari 600 ribu perangkat secara global, sebuah angka yang menunjukkan penerimaan pasar yang cukup baik untuk produk-produk mereka. Dengan peluncuran Project Aura, Xreal menargetkan pengapalan global sebesar satu juta unit dalam dua hingga tiga tahun ke depan, sebuah ambisi yang cukup besar mengingat dinamika pasar XR yang masih berkembang.

Project Aura bukanlah proyek XR pertama dari Xreal. Perusahaan ini sebelumnya telah berkolaborasi dengan Samsung untuk mengembangkan Moohan, produk XR pertama mereka yang secara langsung ditujukan untuk bersaing dengan Apple Vision Pro. Namun, Aura membawa peningkatan signifikan, terutama dalam aspek visual. Salah satu fitur unggulan Project Aura adalah cakupan pandangan (field of view/FoV) yang lebih luas, melebihi 70%. Menurut Xreal, ini merupakan layar terbesar yang pernah mereka ciptakan dalam format kacamata AR, menjanjikan pengalaman visual yang lebih imersif dan luas bagi penggunanya. FoV yang besar sangat krusial dalam menciptakan pengalaman augmented reality yang meyakinkan, di mana objek digital terlihat menyatu dengan dunia nyata tanpa batasan bingkai yang mengganggu.

Di balik performa visual yang impresif, Project Aura ditenagai oleh kombinasi chipset Qualcomm Snapdragon, yang lazim digunakan di berbagai perangkat Android, serta chip khusus buatan Xreal sendiri yang diberi nama X1S. Chip X1S merupakan evolusi dari chip spatial computing X1 yang pertama kali dirilis pada akhir tahun 2024 dan telah digunakan pada perangkat Xreal One. Wu Kejian, Cofounder Xreal yang juga menjabat sebagai chief scientist dan head of algorithms, menjelaskan bahwa chip X1S ini lebih canggih, dilengkapi dengan memori yang lebih cepat, sistem pendingin yang lebih efisien, dan optimasi daya yang lebih baik.

"Pencapaian ini bisa terjadi berkat pengalaman Xreal yang panjang di pembuatan optik, hasilnya lensa yang lebih tipis dengan cakupan pandangan yang lebih luas," ujar Wu Kejian, menekankan keunggulan inti Xreal dalam teknologi lensa. Ia juga menambahkan bahwa Xreal telah berinvestasi habis-habisan dalam pengembangan chip spatial computing mereka. Pendekatan dua-chipset ini, menggabungkan chip komputasi umum dengan chip khusus untuk pemrosesan spasial, mirip dengan strategi yang diadopsi Apple pada Vision Pro, yang mengkombinasikan chip M2 dari Mac dan iPad dengan mikroprosesor R1 khusus untuk pengalaman mixed reality. Hal ini menunjukkan bahwa para pemain kunci di industri XR menyadari pentingnya pemrosesan khusus untuk menangani data spasial yang kompleks secara efisien.

Wu Kejian juga membuat perbandingan yang menarik mengenai kolaborasi antara Xreal dan Google. Ia menyamakan kerja sama Project Aura dengan Google seperti kolaborasi bersejarah antara HTC dan Android pada dua dekade lalu, yang kemudian secara revolusioner menggenjot popularitas ponsel pintar. Analogi ini menyiratkan harapan bahwa Android XR, dengan dukungan mitra perangkat keras seperti Xreal, dapat memicu ledakan adopsi serupa di pasar XR, menjadikannya lebih mudah diakses dan lebih populer di kalangan masyarakat luas. Jika skenario ini terwujud, Android XR berpotensi menjadi "Android-nya" dunia komputasi spasial, membuka jalan bagi inovasi dan persaingan yang sehat.

Meskipun Project Aura menjanjikan teknologi mutakhir, harga menjadi faktor penting yang akan menentukan adopsi massal. Wu Kejian mengakui bahwa harga Aura akan lebih tinggi dibanding kacamata AR Xreal yang ada saat ini, seperti Xreal One Pro yang dibanderol USD 599. Namun, ia meyakinkan bahwa harga Aura akan lebih rendah ketimbang headset VR yang saat ini sudah ada di pasaran, seperti Apple Vision Pro yang dijual seharga USD 3.499. Posisi harga ini menempatkan Aura di segmen menengah-atas, berusaha menawarkan keseimbangan antara fitur premium dan keterjangkauan, yang berpotensi menarik konsumen yang mencari pengalaman AR canggih tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam seperti untuk Vision Pro.

Masa depan perangkat XR, menurut Wu Kejian, akan sangat ditentukan oleh integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI). "Integrasi teknologi AI akan mendefinisikan masa depan perangkat XR. Penemuan hardware terbilang lambat, namun teknologi AI berkembang dengan cepat," kata Wu. Pernyataan ini menyoroti tren penting di industri teknologi, di mana kemajuan perangkat keras seringkali membutuhkan waktu, sementara inovasi perangkat lunak, khususnya AI, dapat berkembang dengan kecepatan eksponensial. AI diharapkan dapat meningkatkan pengalaman XR secara drastis, mulai dari pengenalan objek dan pemahaman konteks lingkungan hingga interaksi pengguna yang lebih alami dan intuitif. Contoh nyata adalah kacamata Ray-Ban Meta, yang meskipun tidak dilengkapi layar, telah terjual sebanyak 2 juta unit sejak Oktober 2023, sebagian besar berkat fitur-fitur pintar berbasis AI seperti kemampuan mengambil foto dan video hands-free, serta interaksi suara yang cerdas.

Data pasar juga menunjukkan tren positif untuk kacamata pintar. IDC melaporkan bahwa pengapalan kacamata pintar secara global mencapai 1,487 juta unit pada kuartal pertama tahun 2025, menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan sebesar 82,3% secara tahunan (year-on-year). Di China, pasar tumbuh lebih cepat lagi, dengan pengapalan pada kuartal pertama mencapai 494 ribu unit, melonjak 116,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk keseluruhan tahun 2025, pengapalan tahunan di China diperkirakan akan mencapai 2,907 juta unit. Angka-angka ini mengindikasikan bahwa meskipun masih dalam tahap awal, pasar kacamata pintar sedang mengalami akselerasi yang signifikan, didorong oleh inovasi teknologi dan minat konsumen yang meningkat terhadap perangkat komputasi yang lebih personal dan imersif.

Pertumbuhan pesat ini juga menjadi bukti bahwa konsumen mulai melihat nilai dan potensi dari perangkat XR, baik itu untuk hiburan, produktivitas, atau sekadar gaya hidup. Dengan masuknya Google secara lebih dalam melalui Android XR dan dukungan dari mitra berpengalaman seperti Xreal, persaingan di pasar XR diperkirakan akan semakin memanas. Ini akan mendorong inovasi lebih lanjut, menghasilkan perangkat yang lebih canggih, terjangkau, dan menarik bagi khalayak yang lebih luas.

Tentu saja, ada tantangan yang harus dihadapi. Selain harga, faktor-faktor seperti kenyamanan penggunaan dalam jangka panjang, ketersediaan konten dan aplikasi yang menarik, serta isu privasi data akan menjadi penentu kesuksesan perangkat XR. Namun, dengan pemain-pemain besar seperti Google, Apple, Meta, dan Xreal yang terus berinvestasi besar-besaran, masa depan komputasi spasial tampaknya semakin cerah. Project Aura dari Xreal dan Google adalah salah satu langkah penting menuju visi di mana teknologi augmented reality menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, sebagaimana ponsel pintar telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia.

Xreal dan Google Siapkan Era Baru Kacamata AR: Project Aura Meluncur Q1 2026, Siap Saingi Apple dan Meta

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *